Dilarang Aborsi, Wanita Ini Cari Jalan Lain Untuk Menghilangkan Nyawa Bayinya dengan Memberi Minuman Bersoda Alih-alih ASI Sedari Lahir
Sajiansedap.com - Dewasa ini sedang meningkat fenomena kehamilan yang tidak diinginkan di beberapa negara.
Hal ini dilihat dari semakin banyak kasus bayi yang ditentarkan sampai dibunuh oleh orang tuanya sendiri.
Beberapa negara telah melegalkan aborsi untuk menyelesaikan masalah ini sementara negara-negara lain melarang adanya tindakan tersebut.
Baca Juga: [KITCHENESIA.COM] Going Gado-gado! Easy Recipe for Indonesia’s Very Own Salad
Kenya adalah salah satu negara yang melarang adanya tindak aborsi.
Terkecuali, jika aborsi dibutuhkan untuk alasan kesehatan, atau membahayakan sang ibu.
Karena adanya larangan ini, sekarang Kenya sedang menghadapi krisis pembunuhan bayi.
Banyak ibu yang mencari cara lain untuk menyingkirkan anak-anak mereka yang tidak diinginkan.
Menurut laporan Daily Mail, salah satu cara yang dilakukan oleh para ibu di Kenya untuk membunuh anak-anak mereka adalah dengan memberikan mereka Coca Cola, beer, atau minuman bersoda lainnya alih-alih ASI.
Baca Juga: Dapat Hilangkan Kandungan MSG, Begini Cara Aman Masak Mi Instan Agar Tidak Merusak Otak!
Hal ini mereka lakukan karena para ibu ini tidak dapat melakukan aborsi.
Cara ini bekerja karena bayi baru lahir sangat bergantung pada nutrisi yang yang terdapat dalam ASI untuk bertahan hidup.
Tanpa mengkonsumsi ASI, para bayi bisa mati kelaparan dalam beberapa hari.
Dan sudah jelas, minuman berkarbonasi (soda) tidak memiliki nilai gizi sama sekali.
Vincent Odhiambo, seorang aktivis hak asasi manusia di Kibera, mengatakan dia telah menerima laporan bahwa seorang wanita telah memberikan terlalu banyak ginger beer merek lokal kepada anak perempuannya.
"Beberapa wanita sedang tidak dalam posisi siap untuk memiliki sebuah keluarga.
Mereka mengetahui jika Anda memberi bayi Coca-Cola, mereka bisa mati," katanya.
Baca Juga: Dapat Hilangkan Kandungan MSG, Begini Cara Aman Masak Mi Instan Agar Tidak Merusak Otak!
"Anda bisa membayangkan seorang bayi kecil diberikan Coca-Cola alih-alih ASI - mereka tidak akan bisa bertahan lebih dari tiga hari."
Tingkat pembunuhan pada bayi menjadi sangat buruk, sehingga melihat bayi-bayi yang ditelantarkan dan mati ditempat pembuangan sampah atau sungai menjadi hal biasa bagi para pekerja di Kenya.
Karena ada banyak bayi yang sengaja dibiarkan di sana untuk mati setiap harinya.
Sementara itu, beberapa ibu memilih aborsi dengan cara halus, dengan cara melahirkan bayi mereka lebih awal dan kemudian membunuhnya.
Prosedur-prosedur seperti ini seringkali memiliki konsekuensi yang cukup besar untuk keselamatan sang ibu.
Baca Juga: Resep Cumi Masak Leunca Enak, Pilihan Untuk Menu Makan Malam Praktis
Sungguh menyedihkan mendengar hal ini.
Semoga pemerintahan Kenya dapat menanggulangi kasus ini dengan serius.
Walikota New York Larang Minuman Bersoda
Demi kesehatan warganya, pemerintah kota New York melarang warganya untuk mengkonsumsi minuman bersoda secara berlebihan.
Dalam peraturan yang ditetapkan di Kota New York, Bloomberg melarang restoran cepat saji untuk menjual minuman manis bersoda melebihi 16 ounces atau kira-kira setara dengan setengah liter.
Jika melanggar, maka denda sebesar 200 USD untuk setiap penjualan.
Peraturan ini terpaksa diambil karena jumlah penderita obesitas dan diabetes di New York meningkat.
Diperkirakan setengah dari warga New York mengalami obesitas, dan sepertiga warga New York terjangkit diabetes.
Salah satu pemicu yang dituding tentu saja minuman manis bersoda yang mengandung gula tinggi.
Pemerintah kota New York telah menghabiskan anggaran sebesar USD 4 miliar untuka menangani masalah obesitas yang melanda warganya.
Nah, meskipun di Indonesia belum ada peraturan yang mengatur mengenail hal ini, ada baiknya kita mengurangi minuman yang tinggi kalori untuk menjaga badan tetap sehat, dan tidak mengalami obesitas yang dapat memicu timbulnya banyak penyakit.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | World of Buzz,Sajian Sedap |
Penulis | : | Tazkiya |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR