SajianSedap.com – Pernah dengar isu yang mengatakan kalau bayam bisa jadi racun jika dihangatkan kembali? Kabar tersebut marak beredar beberapa tahun belakangan lantaran kebiasaan orang Indonesia yang sering menghangatkan sayuran. Sebab, sayur dimasak sejak pagi hari untuk 2 sampai 3 kali makan. Jadinya, saat makan malam, sayuran yang sudah dingin seringkali dihangatkan kembali di atas kompor.
Namun siapa sangka, kebiasaan sederhana tersebut ternyata tak selalu baik. Untuk beberapa sayuran, penghangatan kembali bisa mengubahnya menjadi beracun. Nah, banyak orang percaya kalau salah satu sayuran yang pantang kita panaskan kembali adalah bayam. Fakta atau hoax, ya?
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), pendapat ini masih diperdebatakan karena tidak sepenuhnya benar. Di dalam bayam, terkandung senyawa bernama nitrat. Nah, nitrat adalah komponen alami yang memang biasa terdapat di dalam sayuran. Nitrat diketahui juga bisa memberikan banyak manfaat kesehatan untuk tubuh.
Namun, jika dipanaskan berulang kali, kandungan nitrat ini akan berubah menjadi nitrit di dalam tubuh. Nitrit inilah yang berbahaya karena bisa berubah menjadi karsinogen atau zat penyebab kanker jika bertemu dengan senyawa lain.
Di sisi lain, menurut beberapa ahli kesehatan, sebenarnya sayur bayam masih boleh dipanaskan dan dimakan kembali. Sebab, kandungan nitritnya masih dalam batas aman. Hanya saja, pemanasan akan mengubah kandungan nutrisi dalam bayam. Itu disebabkan karena bayam mengandung banyak antioksidan, vitamin (A, K, C, folat), mineral (besi, mangan), dan serat. Nah, zat-zat ini akan rusak jika dipanaskan berulang kali. Hasilnya, kita jadi rugi karena tidak memakan bayam yang sarat vitamin dan gizi.
Lalu pertanyaannya, bagaimana cara tepat mengolah bayam supaya nutrisinya tidak hilang? Tenang, caranya sangat mudah untuk dilakukan di rumah.
1. Panaskan Paling Lama 4 Menit
Untuk mendapat nutrisi maksimal dari bayam, jangan memasaknya terlalu lama. Karena, sama seperti sayuran lain, bayam sebenarnya akan matang dalam waktu singkat. Bahkan, proses pematangannya masih terus berlanjut setelah diangkat dari kompor.
Karena itu, bayam sebaiknya hanya dimasak selama 1 – 4 menit. Lebih dari 4 menit, nutrisi dalam bayam akan rusak sedikit demi sedikit. Bahkan, pemasakan lebih dari 4 menit membuat bayam akan kehilangan separuh asam folatnya.
2. Agar Parasit dalam Bayam Mati
Lalu banyak juga yang khawatir jika dimasak sesingkat itu, bakteri dalam bayam bisa jadi masih hidup. Nah, agar terhindar dari parasit yang belum mati saat pemasakan yang singkat, kita harus mencuci bayam sampai benar-benar bersih. Saat memetik bayam, buang daun-daun yang punya bercak putih karena itu tanda adanya parasit pada bayam.
3. Segera Habiskan
Bayam paling baik jika segera dihabiskan sesaat setelah disajikan. Kondisi ini akan membuat kandungan dalam bayam masih maksimal sehingga tubuh mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya. Semakin lama didiamkan, warna sayur bayam akan menghitam, begitu juga dengan kuahnya. Hal ini jadi pertanda kalau kandungan gizi dalam bayam sudah berubah.
Bukan rahasia lagi kalau AJI-NO-MOTO® sudah sejak lama jadi bumbu andalan para ibu di rumah untuk melezatkan masakan. Makanan apapun mulai dari tumisan, gorengan hingga kuah jadi menggugah selera jika ditambahkan AJI-NO-MOTO®. Itu sebabnya, AJI-NO-MOTO® telah menghadirkan kelezatan di setiap masakan konsumennya selama lebih dari 50 tahun.
Jangan lupa juga menonton resep sayur bening bayam ala Haruka di sini ya. Sama seperti ibu-ibu di rumah, Haruka juga menambahkan sedikit AJI-NO-MOTO® supaya sayur bening bayam buatannya jadi makin nikmat. Kalau sudah mencoba, pastikan Anda membagikan #CeritaUmami dan mengikuti kontes photo ceritaumami versi Anda beserta keluarga.
Tiga #CeritaUmami terbaik akan mendapatkan voucher belanja sebesar @Rp500.000 dan Cooking Set menarik dari Ajinomoto, lho! Nggak cuma itu, akan ada hadiah mingguan @250.000 untuk 6 pemenang setiap 2 minggunya. Yuk, buruan ikutan karena hadiah jutaan rupiah menanti Anda!
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR