Viral Bayi Di Jakarta Meninggal Akibat Keracunan Makanan, Waspada, Mulut Kering Bisa Jadi Tanda Bayi Alami Keracunan Makanan
SajianSedap.com – Kasus keracunan makanan pada balita kembali terjadi.
Kali ini, seorang anak berinisial LSZ (3) meninggal dunia pada Kamis (12/9/2019) lalu.
Ia diketahui meninggal setelah memakan nasi goreng yang dibawa kakaknya dari sekolah .
Dilansir dari Kompas.com (13/9/2019), nasi goreng yang dibawa sang kakak berinisial ZAA (8) merupakan pemberian dari pihak komite sekolah di SDN 19 Tugu Utara.
Pihak sekolah diketahui menjalankan program pemberian makanan tambahan anak sekolah (PM-TAS).
Kedua orang tua balita tersebut, Widia Sumarni (30) dan Wahyu Irawan (31) mengaku sudah mengikhlaskan kepergian sang anak.
"Kita sudah ikhlas ya, kita anggap itu sudah menjadi takdir," kata Wahyu saat ditemui di kediamannya di Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Jumat (13/9/2019).
Kasus keracunan makanan pada balita memang kerap kali terjadi.
Efeknya bisa beragam mulai dari mual sampai hilangnya nyawa.
Lalu, apa kira-kira gejala keracunan makanan sampai pencegahannya, ya?
Gejala Keracunan Makanan
Keracunan makanan sendiri merupakan masalah atau gangguan pencernaan akibat konsumsi makanan dan minuman yang tercemar oleh bakteri, virus, atau parasit.
Keracunan makanan dapat menimbulkan gejala yang bermacam-macam, tergantung dari apa penyebabnya.
Secara umum gejalanya adalah sebagai berikut:
- Mual,
- Muntah,
- Diare berair,
- Nyeri perut dan,
- Demam
Terdapat pula gejala keracunan makanan yang terlanjur parah, antara lain:
- Muntah Feses berdarah Diare selama lebih dari tiga hari,
- Sakit perut ekstrem atau kram perut yang parah,
Artikel berlanjut setelah video berikut ini :
- Mulut Kering,
- Buang air kecil sedikit atau tidak sama sekali,
- Pusing.
Penyebab Keracunan makanan
Pada dasarnya keracunan makanan dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Antara lain: munculnya bakteri biasanya dikarenakan kesalahan saat mengolah dan menyimpan makanan.
Baca Juga: Sudah Diberikan Diet Vegan Sejak Dini, Bayi 19 Bulan Alami Gizi Buruk Hingga Tulangnya Lembek
Bakteri penyebab penyakit ini juga dapat berpindah dari satu benda ke benda lainnya.
Beberapa bakteri yang menjadi penyebab utama keracunan makanan adalah Campylobacter, Salmonella Typhi, yang juga menjadi penyebab demam tifoid, E. coli O15, dan Shigella Clostridium botulinum, yang juga menjadi penyebab botulisme.
Salah satu virus yang menyebabkan keracunan adalah Norovirus.
Virus ini dapat menginfeksi dalam kurun waktu 12 hingga 48 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Gejalanya antara lain kram perut, diare encer (lebih sering terjadi pada orang dewasa), dan muntah (lebih sering terjadi pada anak-anak).
Nah, untuk mengurangi risiko keracunan makanan, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan,
1. Jangan makan atau jajan sembarangan.
2. Cuci tangan Anda sehabis dari toilet, sebelum memasak, sebelum menyajikan makanan, dan sebelum makan.
3. Hindari mengonsumsi daging mentah, telur mentah, dan unggas mentah Gunakan pisau, perkakas dan talenan, yang bersih.
Baca Juga: Resep Salad Buah Segar Ini Bikin Kita Tak Takut Ngemil Saat Malam Hari
4. Setelah potong daging atau bahan makanan mentah lainnya cuci dulu pisau dan alat masak lainnya.
5. Cuci buah-buahan segar dan sayuran dengan air matang.
6. Simpan makanan yang mudah busuk, seperti daging, pada suhu freezer 4º Celsius atau kurang.
Daging sapi, kambing, dan domba harus dimasak sampai matang, minimal hingga suhu dalam dagingnya 62º Celsius.
Daging giling harus dimasak hingga bagian dalam dagingnya bersuhu 71º Celsius.
Daging unggas perlu dimasak hingga 73º Celsius.
Sisa makanan harus dipanaskan hingga 73º Celsius sebelum disajikan.
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR