Jadi Anak Kesayangan Orang Tua, Rio Dewanto Blak-Blakan Mengaku Makan Hati! Terungkap Alasannya
SajianSedap.com - Siapa yang tidak mengenal Rio Dewanto?
Aktor Filosofi Kopi ini sudah lama melintang di dunia hiburan Indonesia.
Kemampuan akting yang memumpuni membuatnya sejajar dengan deretan aktor terbaik Indonesia.
Film Barunya yang berjudul Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini sudah mau menembus 1 juta penonton.
Baca Juga: Dianggap Sumber Penyakit, Nyatanya Durian Bisa Bikin Awet Muda sampai Cegah Penyakit Jantung!
Di balik kisah suksesnya ini, ternyata Rio Dewanto merupakan anak bungsu dan menjadi kesayangan orang tuanya sejak kecil.
Sama seperti sosok awan yang diperankan Rachel Amanda dalam film NKCTHI yang selalu dimanja.
Rio mengaku lelah menjadi anak kesayangan.
Kenapa ya?
Terlalu Diberi Kebebasan
Terlahir sebagai anak bungsu, ternyata Rio Dewanto bukan hanya dimanja dan menjadi pusat perhatian keluarga.
Anak kedua dari dua bersaudara ini mengaku mendapatkan kebebasan berlebih dari kedua orangtuanya karena jadi anak kesayangan.
Sayangnya, meski di awal Rio senang-senang saja, akhirnya dia mengaku merasa capek karena terlalu dibebasin dan kok lama-lama seperti ada pilih kasih.
Meski begitu, beberapa kali Rio Dewanto tetap terkekeh saat menceritakan keluarganya, orangtua dan kakak perempuannya.
Kata Rio, keluarganya tipikal keluarga yang santai. Saking santainya, si bungsu ini merasa tak pernah benar-benar dimarahi orangtuanya sendiri.
“Saya di-drop out (DO) dari kuliah saja enggak dimarahin. Terus dikeluarin dari sekolah.
Sekolah saya dulu pindah tiga kali pas SMA, ada yang di-DO, ada yang enggak naik kelas.
Orangtua saya enggak ngomelin,” aku Rio saat dihubungi NOVA baru-baru ini.
Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini :
Lalu, apa memang Rio tak pernah dimarahi sama sekali?
Sebagai anak laki-laki, tentu pernah. Tapi hal itu tampaknya tak sebanding dengan kebebasan yang didapatkannya.
Orangtua Rio memberikan kebebasan yang luar biasa, sampai Rio merasa, kok hidupnya terlalu bebas, ya?
“Saya ngerasa hidup saya terlalu bebas. Saya sampai di titik merasa, kok saya enggak pernah dilarang, ya? Kok saya dibolehin saja, sih?
Baca Juga: Sering Konsumsi Sambal? Selamat, Tubuh Anda Akan Terhindar dari Hal Mengerikan Ini! Simak Alasannya
Terlalu bebas enggak enak juga sih. Capek kali terlalu dibebasin. Hidup di negara saja ada aturannya ya,” ujar Rio, meski awalnya Rio suka saat dapat kebebasan.
Dulu, dirinya berpikir kebebasan itu salah satu bentuk perhatian dari orangtua.
Sebagai bungsu, Rio jelas sadar dan mengakui kalau perhatian keluarga cukup banyak tersita pada dirinya.
Namun lambat laun, ada pertanyaan di benaknya, “Ketika kecil diperhatiiin, saya ngerasa semua orang mendukung saya melakukan apa pun.
Lama kelamaan, ngerasa ini sebenarnya saya diperhatiin enggak, sih? Apa saya sebenarnya sudah enggak dianggap, jadi di-iya-in saja?”
Manja dan Kekanakan
Menariknya, sejak kecil, segala yang Rio mau selalu ada. Mulai mainan hingga kebebasan.
Lantas, saking merasa hidupnya terlalu mudah, Rio ingin juga merasakan tantangan ketika ada keinginannya yang mendapat penolakan, entah tidak bisa atau tidak boleh.
Terus, apa Rio kecil bicara seperti itu ke orangtuanya?
“Enggak ada, sih. Dipendam aja, he-he. Soalnya, saya tipe anak yang pendiam dari dulu. Tipikal yang pendiam dan kerjanya main saja, ha-ha-ha.
Saya anak bungsu yang manja gitu. Saya nyebelin pas kecil,” ungkap Rio tertawa.
Kalau ada yang bilang anak bungsu itu manja dan kekanakan, tawa Rio pasti pecah. Dia tak bisa mengelak hal itu benar dan ada dalam dirinya.
Walaupun, segala tingkah menyebalkan itu sudah ditanggalkan Rio sejak punya pekerjaan.
“Kayaknya di umur 25 tahun deh. Saya sadar punya tanggung jawab sebagai anak laki-laki di keluarga.
Apalagi ketika sudah menikah, lalu punya anak. Saya sudah enggak mikirin lagi masa lalu saya gimana, jadi kenangan menyenangkan sajalah,” tukas Rio.
Source | : | Nova |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR