Baik Ivan maupun Ari sependapat bahwa ilustrasi tersebut tidak benar.
Ari mengatakan, (ilustrasi ini) hoaks. Tidak ada pemeriksaan ini di kedokteran.
Ivan pun mengatakan bahwa cara yang diilustrasikan tidak terbukti secara ilmiah, baik pada pustaka lama maupun pustaka baru.
Malah, Ivan berkata bahwa memeriksa jantung dengan cara itu bisa jadi berbahaya bagi pengguna karena secara medis tidak ada atau belum terbukti ilmiah.
Daripada menggunakan cara itu, Ivan lebih menyarankan untuk sadar akan faktor risiko akan penyakit jantung.
Sebagai contoh, untuk penyakit jantung koroner, faktor risiko meliputi usia di atas 40 tahun, memiliki penyakit diabetes melitus atau hipertensi, obesitas, meminum alkohol dan merokok.
Sementara itu, gejala dari penyakit jantung antara lain nyeri pada dada atau rasa berdebar-debar.
Di samping mengetahui faktor risiko, cara termudah untuk mengecek kesehatan jantung adalah dengan memeriksa nadi sendiri. Pada saat ini, sudah ada berbagai bantuan alat seperti pada ponsel atau pada jam pintar yang dapat mempermudah pemeriksaan denyut nadi.
Untuk diketahui, denyut nadi normal mencapai 60-100 kali per menit. Bila denyut nadi Anda berada di luar batas normal, konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR