Keresahan tenada medis wanita juga dialami Letda Ckm (K) dr. Oktaviani Eka Puspasari dan dr. Hilda Khoirun Nisa yang kini bertugas di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta.
Hilda menuturkan, selama mengenakan APD, tenaga medis yang bertugas tidak akan bisa melakukan aktivitas kebutuhan dasar, seperti makan, minum, dan buang air.
“Tapi masing-masing nakes punya solusi. Kalau saya, biasanya makan dan minum saat menjelang menggunakan APD. Begitu juga dengan buang air kecil. Sehingga setelah pakai APD kami tidak terganggu dengan kebutuhan dasar tersebut,” jelas dr. Hilda.
“Kalau sudah tidak tertahan lagi, seperti ingin buang air kecil atau buang air besar, kami diperbolehkan ganti APD. Tapi sebenarnya, ini sudah komitmen kami (untuk menahan -RED.),” tutur dr. Okta menambahkan.
Jika dalam kondisi menstruasi, dr. Okta juga Tenaga Kesehatan (Nakes) lainnya, mencari akal sebisa mungkin supaya siklus bulanan wanita tersebut tidak menghambat pekerjaan merawat pasien Covid-19.
“Solusinya, lima menit sebelum pakai hazmat, kami ganti pembalut. Pakai pembalut yang benar-benar paling panjang. Yang ukurannya 35 cm,” jelas dr. Okta.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR