Obat Virus Corona Akhirnya Ditemukan! Ilmuan Beberkan Hasil Mengejutkan Setelah Pasien Terinfeksi Diberikan Antivirus Ini!
SajianSedap.com - Ada kabar gembira, obat virus Corona atau covid-19 akhirnya ditemukan.
Amerika Serikat telah berhasil menemukan obat penyembuh virus Corona atau covid-19.
Penemuan obat Corona itu disampaikan ilmuwan Indonesia, Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Pharm, PhD., dokter ahli farmakologi.
Hingga saat ini, jumlah kasus virus Corona di dunia terus mengalami peningkatan.
Tercatat sebanyak 2.553.435 orang terinfeksi virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut hingga Rabu (22/4/2020) pagi.
Baca Juga: Where To Stay in Puncak: Pullman Ciawi Vimala Hills Resort, The Perfect Retreat from City Life
Dilansir dari situs data real time virus Corona Worldometers, jumlah pasien yang sembuh tercatat ada 688.639.
Sementara jumlah korban jiwa akibat covid hingga Rabu (22/4/2020) mencapai 177.293.
Obat Corona Ditemukan
Sementara itu, 10 negara yang memiliki jumlah kasus terbanyak yakni AS (817.187 kasus), Spanyol (204.178 kasus), Italia (183.957 kasus), Perancis (158.050 kasus).
Jerman (148.291 kasus), Inggris (129.044), Turki (95.591 kasus), Iran (84.802 kasus), China (82.758 kasus), dan Rusia (52.763 kasus).
Dalam data tersebut, terlampir bahwa Argentina tidak mengalami penambahan kasus infeksi virus Corona di negaranya hingga Rabu (22/4/2020) pagi.
Kemudian, Afrika Selatan, Kazakhstan, Bahrain, Islandia, Slovenia, Afganistan, Ghana, dan Hong Kong.
Serta beberapa negara lain juga melaporkan tidak adanya kematian baru akibat virus Corona.
Amerika Serikat berhasil menemukan obat penyembuh virus Corona melalui ujicoba pemberian obat Remdesivir dan Hydroxy Chloroquine ke pasien penderita virus Corona.
Penemuan obat Corona itu disampaikan Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Pharm, PhD., Salah satu member American Collage of Clinical Pharmacology.
Khusus di Amerika Serikat, telah mewabah ke seluruh penjuru negeri, meliputi 50 negara bagian, dengan episentrum covid-19 adalah New York.
Jumlah infeksi sampai dengan hari ini adalah 761,379 jiwa, dan tingkat kematian 40,419 jiwa.
Dari seluruh jumlah test dengan menggunakan swab & qPCR telah mencapai lebih 4 jutaan sampel.
Selanjutnya, ada 2 jenis obat yang sedang mengalami uji coba (Clinical Trials) yaitu, Remdesivir vs. Hydroxy Chloroquine.
Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini
Hasil Uji Klinis Memberikan Harapan
Ribuan Pasien covid-19 dengan kasus yang parah di Amerika Serikat, diberikan obat remdesivir sebagai bagian uji coba (Clinical Trials).
Hasil uji klinis obat Remdesivir ini memberikan hasil yang menakjubkan.
Dimana gambaran pasien yang awalnya masuk dengan kondisi yang parah dan kritis, dapat pulih dengan cepat.
Bahkan, setelah beberapa hari dirawat sebagian besar dizinkan pulang kerumah karena telah dianggap telah sehat.
Sebagian besar pasien yang dilakukan uji klinis obat remdisivir ini, memiliki gejala pernapasan dan demam yang parah, tetapi dapat berakhir sembuh.
Baca Juga: Niat Baik Mengedukasi Mengenai Corona, Aliya Rajasa Justru Panen Cibiran Pedas Warganet, Kenapa ya?
Tentu ini merupakan berita yang luar biasa menggembirakan.
Karena sebagaimana kita ketahui, bahwa covid-19 ini telah menjadi wabah yang pandemic, dengan penderita diseluruh dunia menjadi momok dan sangat mengkhawatirkan.
Ditengah kekhawatiran tersebut, berita ini menjadi hal yang sangat mengembirakan.
Karena uji klinis yang sedang berlangsung sehingga menjadi harapan penyembuhan dan obat pilihan terhadap covid-19 tersebut.
Sebenarnya, Remdesivir merupakan antivirus untuk Ebola tetapi beberapa penelitian pada hewan menunjukkan obat itu dapat mencegah dan mengobati virus Corona.
Sehingga Remdesivir menunjukkan obat dengan potensi terbaik untuk covid-19.
Dalam laporannya, Gilead sebagai sponsor penelitian ini, menjelaskan bahwa sebagian besar pasien covid-19 yang parah, dalam pengobatan selama 6-10 hari mereka akan sembuh.
Walaupun dalam penelitian ini memiliki keterbatasan, karena uji coba tidak memasukkan apa yang dikenal sebagai kelompok kontrol.
Sehingga akan sulit untuk mengatakan apakah obat tersebut benar-benar membantu pasien pulih lebih baik.
Dengan kelompok kontrol, beberapa pasien tidak menerima obat yang sedang diuji sehingga dokter dapat menentukan apakah obat itu benar-benar mempengaruhi kondisi mereka.
Yang jelas, Uji coba obat (Clinical Trials) Remdesivir sedang berlangsung di puluhan pusat Kesehatan dan rumah sakit di Amerika Serikat.
Sebanyak 2.400 pasien dengan gejala covid-19 yang parah di 152 lokasi percobaan di seluruh Amerika Serikat.
Demikian pula, sedang berlangsung uji coba obat pada 1.600 pasien dengan gejala sedang di 169 rumah sakit dan klinik di seluruh dunia.
Karena ini akan menjadi kebutuhan mendesak untuk pengobatan covid-19 diseluruh dunia.
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Kabar Gembira! Prof Taruna Ungkap Antivirus Ebola Ternyata Cocok Atasi Corona, Hasilnya Mengejutkan
Tips Masak Rendang Jengkol Super Empuk dan Legit, Perhatikan Langkah-langkahnya
Source | : | Kaltim.tribunnews.com |
Penulis | : | Siti Afifah |
Editor | : | Siti Afifah |
KOMENTAR