Dibandrol dengan Harga Rp 45 Ribu, Makan Jengkol Ternyata Bisa Atasi Penyakit Jantung! Begini Penjelasan Ahli
SajianSedap.com - Harga jengkol kini tengah melambung tinggi di pasaran.
Bagaimana tidak, jengkol dibanderol hingga 45 ribu rupiah untuk 500gr.
Seperti diketahui, dalam dunia tumbuhan, tanaman jengkol diklasifikasikan dalam keluarga Leguminosae (Mimosaceae), marga Pithecellobium, dan jenis Pithecellobium lobatum.
Buah jengkol berupa polong berbentuk gepeng dan berbelit. Warna buahnya lembayung tua.
Setelah tua, bentuk polong buahnya menjadi cembung dan di tempat yang mengandung biji ukurannya membesar.
Tiap polong dapat berisi 5-7 biji. Bijinya berkulit ari tipis dan berwarna cokelat mengilap.
Baca Juga: Be Bowled Over by Nourishing Sop Ayam Jagung, Super Easy to Make!
Baca Juga: Delicious Ayam Tumis Tomat Hijau, Simple Dish Ready in 20 Minutes
Biji ini, terutama yang sudah tua, merupakan bagian tanaman yang paling penting dan paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
Selain itu, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan.
Manfaat Makan Jengkol
Manfaat jengkol hingga bisa dijadikan bahan obat-obatan karena kandungan gizi jengkol yang menakjubkan.
Per 100gr biji jengkol mengandung energi 133 kkal, protein 23,3 g, karbohidrat 20,7 g, Vitamin A 240 SI, Vitamin B 0,7 mg, Vitamin C 80 mg, fosfor 166,7 mg, kalsium 140 mg, besi 4,7 mg, air 49,5 g.
Mungkin karena itu pula, jengkol menurut penelitian memiliki manfaat untuk kesehatan.
Dilansir dari TribunBali, berikut ini manfaat fantastis konsumsi jengkol!
1. Pembentukan Jaringan Tubuh
Kandungan protein tinggi di jengkol bisa membantu pembentukan jaringan di dalam tubuh.
Kandungan protein jengkol jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan kandungan protein kacang hijau dan keledai.
2. Mencegah Anemia
Kaya zat besi dimana zat besi merupakan peran yang sangat penting untuk mencegah dan mengatasi kekurangan produksi sel darah merah dalam tubuh.
3. Mencegah tulang rapuh/Memperkuat tulang dan gigi
Kalsium dan fosfor pada jengkol zat yang dibutuhkan oleh tulang. Kalsium dan fosfor bisa mencegah tulang rapuh (osteoporosis).
Jadi sering mengonsumsi jengkol dengan sajian yang cukup banyak bisa membuat tulang di tubuh Anda menjadi lebih kuat.
Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini
4. Membasmi Radikal Bebas
Jengkol mengandung beberapa vitamin seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C.
Vitamin A bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata dan bisa meningkatkan ketajaman penglihatan.
Vitamin A dan Vitamin C juga berperan sebagai antioksidan.
Manfaat antioksidan dikenal zat ampuh yang menetralkan radikal bebas yang menyebabkan kanker.
5. Mengatasi penyakit jantung koroner
Jengkol makanan diuretik (pembuangan urin menjadi halus).
Pembuangan urine yang lancar sangat baik untuk penderita penyakit jantung.
6. Merampingkan perut
Bisa membantu merampingkan perut yang buncit.
Kandungan serat tinggi yang bisa diluncurkan BAB sehingga secara tidak langsung membuat perut ramping.
Salah satu penyebab perut buncitnya seseorang adalah karena buang air besar tidak lancar dan tidak teratur.
7. Mencegah diabetes
Mencegah timbulnya diabetes. Karena jengkol mengandung asam jengkolat.
Asam Jengkolat ini membentuk kristal yang tidak larut oleh air.
Karena sifat diuretik jengkol ini tidak disarankan dikonsumsi oleh penderita kelainan ginjal.
8. Mengatasi masalah penyempitan pembuluh darah
Penderita penyakit jantung mengalami penyempitan pembuluh darah sehingga darah yang mengalir ke arah jantung menjadi halus.
Kandungan mineral di jengkol itu bisa melebarkan pembuluh darah yang menyempit dan mencegah penyempitan pembuluh darah kembali.
Nah, untuk khasiat jengkol yang optimal, sebaiknya jangan masak jengkol terlalu matang.
Artikel Ini Telah Tayang di SajianSedap.com dengan Judul Harganya Melonjak Melebihi Daging, Siapa Sangka Jengkol Ternyata Simpan 8 Manfaat Ini Untuk Tubuh! Gak Nyangka
Pecinta Kuliner Wajib Datang! Bobo Funfair x Jelajah Kuliner Bintang, Festival Seru di Uptown Mall BSBcity Semarang
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | Siti Afifah |
Editor | : | Siti Afifah |
KOMENTAR