Jarang Ada yang Sadar, Terbongkar Alasan Restoran Cepat Saji Sering Gunakan Warna Merah dan Kuning pada Logonya
SajianSedap.com - Restoran cepat saji sudah banyak menjamur di berbagai negara.
Makanan yang ditawarkan pun beragam dengan harga yang cukup terjangkau.
Apalagi rasanya yang enak dan pelayanannya yang cepat jadi pilihan banyak orang.
Kalau pergi keluar negeri pun, kita mungkin bisa mudah menemukan restoran cepat saji yang kita inginkan.
Tapi, pernah kah Anda memperhatikan logo-logo pada restoran cepat saji?
Ya, rata-rata restoran cepat saji terdapat unsur warna kuning dan merah di logonya.
Hal tersebut tentu saja bukan cuma kebetulan semata ya!
Penasaran?
Nah, berikut ini alasan kenapa warna kuning dan merah sering dijadikan logo untuk restoran cepat saji.
Alasan di Balik Gunakan Warna Kuning dan Merah
Melihat logo berbentuk huruf "M" yang melengkung jenaka dengan warna kuning khasnya orang akan langsung mengenalinya sebagai restoran cepat saji McDonalds.
Sementara logo restoran burger, Burger King, memakai gambar burger dengan setengah lingkaran berwarna kuning yang menghimpit tulisan merah.
Apapun yang dicitrakan oleh produk makanan cepat saji disengaja untuk menstimulasi rasa lapar para pelanggan dengan memicu ingatan positif tentang rasa makanan mereka yang khas.
Termasuk dari pemilihan sentuhan warna kuning pada logo mereka.
Banyak orang langsung memutuskan mereka akan membeli sesuatu atau tidak hanya dalam 90 detik.
Antara 62 persen dan 90 persennya tak sadar, mereka mengambil keputusan berdasarkan warna.
Warna adalah faktor penting yang tak terbantahkan ketika kita membicarakan sisi marketing.
Jadi, masuk akal jika label-label makanan tersebut memanipulasi warna pada logonya untuk memikat sebanyak mungkin pembeli.
Namun, mengapa warna kuning?
Buat Pembeli Nyaman
Kuning menguatkan rasa kenyamanan dan rasa bisa diandalkan.
Makanan cepat saji disajikan secara cepat dan terprediksi, sehingga membuat pembeli merasa nyaman.
Kita selalu tahu apa yang akan kita dapatkan ketika datang ke McDonald's, Burger King, Pizza Hut, atau label makanan cepat saji lainnya.
Warna kuning juga seringkali diasosiasikan dengan kepuasan hati dan kehangatan.
Jadi, ketika melihat warna kuning yang sudah kita kenal di label makanan cepat saji bisa membuat suasana hati kita menjadi bahagia dan sejahtera.
Kuning juga dinilai eye-catching alias mudah menarik mata, sama seperti warna merah.
Pemilihan di balik warna merah dan kuning McDonald's atau Burger King benar-benar cerdas.
Konsumen benar-benar tidak bisa melupakan label-label tersebut.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
"Marketing adalah tentang bagaimana menyambungkan orang-orang secara emosional, membuat cerita, mencari tahu harapan mereka, mimpi, dan menghilangkan kekhawatiran," kata penasihat marketing dan founder Business Academy, Nikki Hesford.
Menurutnya, warna memiliki peran besar dalam hal itu karena orang-orang tanpa sadar memprosesnya dalam otak.
Sadar atau tidak, warna memiliki konotasi tersendiri dan kita membuat penilaian berdasarkan itu.
Jika kita memilih warna yang tidak konsisten dalam pesan yang disampaikan, maka kita berisiko membuat konsumen bingung dan citra label pun menjadi lemah.
Contohnya, ketika kita menjalankan bisnis makanan sehat.
Baca Juga: Setiap Hari Makan Burger McDonalds, Pria Ini Sukses Turunkan Berat Badan
Kita cenderung memilih warna yang bisa menyampaikan pesan produk kita, seperti nuansa hijau dan warna tanah.
Sekarang, coba ingat lampu taksi, tanda hazard, tanda berhenti, atau dua garis kuning pada jalan.
Semuanya berwarna merah atau kuning.
Warna merah membuat konsumen lapar dan impusif (atau siap membeli).
Sementara kuning membuat konsumen senang dan nyaman.
Penjual menyebut penggunaan merah dan kuning secara berulang sebagai teori "saus dan mustard".
Bahkan, memikirkan teori itu saja sudah membuat kita lapar, bukan?
Baca Juga: Unik! Gelas Minuman Berbau Porno Milik Restoran Cepat Saji Ini Laku Keras Dibeli Kolektor
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Warna Kuning Sering Dipakai pada Logo Makanan Cepat Saji"
Penulis | : | Rafida Ulfa |
Editor | : | Rafida Ulfa |
KOMENTAR