SajianSedap.com - Siapa yang tak kenal dengan sosok Dian Sastrowardoyo?
Wanita yang akrab disapa Dian Sastro ini memang dikenal sebagai salah satu public figure yang jauh dari berita miring.
Sejak menikah dengan pengusaha Maulana Indraguna Sutowo pada tanggal 18 Mei 2010 lalu, kehidupan Dian Sastro jauh dari layar kaca.
Dari pernikahannya tersebut, Dian dikaruniai anak laki-laki yaitu Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo dan anak perempuan bernama Ishana Ariandra Nariratana Sutowo.
Meskipun sibuk, Dian terihat selalu meluangkan waktu untuk bermain bersama keduanya.
Seperti pada waktu lalu (11/1/18), wanita berusia 37 tahun ini sengaja mengajak buah hatinya main ke dapur.
Ternyata malam itu, finalis gadis sampul ini mengajak buah hatinya membuat makanan kesukaan mereka, homemade pizza oven.
Shailendra dan Ishana pun kelihatan asyik berkreasi memberi topping dan bentuk pada homemade pizza oven ini.
Lucunya, mereka berdua membuat pizza dengan bentuk hati yang cantik.
Seru sekali, ya?
Bisa ditiru nih cara tersebut untuk menghabiskan waktu luang bersama sang buah hati.
Namun baru-baru ini, siapa sangka Dian mengungkapkan bahwa anak pertamanya mengidap autisme.
Kok bisa?
Ungkap Anak Pertamanya Idap Autisme
Dian termasuk selebriti yang rajin membagikan aktivitasnya di media sosial.
Tidak terkecuali kegiatannya bersama buah hatinya, Shailendra dan Ishana.
Namun, banyak yang tidak menyangka bahwa anak pertamanya, Shailendra mengidap autisme.
Seperti yang dilansir dari Intisari.id, hal ini diungkapkan Dian saat berada di Special Kids Expo (SPEKIX) 2019 yang digelar di Jakarta Convention Centre, Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2019).
Menurutnya, ada ciri autisme yang ternyata ada pada anaknya.
"Dari seven signs (anak berkebutuhan khusus), itu ada ciri dalam anak saya. Hal ini terjadi di anak pertama saya, anak laki-laki," ujar Dian, dikutip dari Kompas.com.
Lalu, bagaimana gejala autisme sang anak yang dirasakan oleh Dian?
Awalnya, Dian mulai curiga saat putranya masuk usia enam bulan.
Sang putra tak menunjukkan ketertarikan pada sekitar.
Lalu, alih-alih menggunakan jarinya sendiri, putranya itu harus 'meminjam' tangan Dian jika ingin menunjukkan sesuatu.
"Anak saya itu enggak punya ketertarikan untuk main sama anak lain, mungkin dia memang antisosial karena bapaknya juga enggak terlalu banyak temannya. Misalnya gitu," kata Dian.
"Yang kedua, kadang kalau dia mau nunjukin sesuatu, saya ditarik tangannya terus dipegangin ke apa yang dia mau tunjukin. Hal-hal kecil lainnya, kan kalau ulang taun, kita kan tiup lilin, dia enggak bisa, sampai umur dua tahun," imbuhnya.
Selain itu, putra Dian juga jarang melakukan kontak mata dengannya.
Artikel akan berlanjut setelah video berikut ini
"Saya pikir apa karena saya orangnya boring, apa dia lebih seru menjalani apa yang dia lakukan, terus terang sebagai orang kita juga merindukan kondisi batin bonding. Di film tuh orangtua bisa lihat-lihatan sama anak. Itu enggak bisa terjadi sama anak saya sampai umur 4 tahun," ujarnya.
Dari kecurigaan itu, pemain Ada Apa dengan Cinta? tersebut lantas memeriksakan putranya pada psikolog anak.
"Akhirnya kami bawa ke dokter tumbuh kembang dan bawa ke psikolog. Opini satu dokter doang enggak percaya, masih denial. Setelah cek ke tiga dokter, ternyata benar ( berkebutuhan khusus). Itu anak saya baru umurnya 8 bulan," kata Dian.
Dian pun mengikutsertakan putranya dalam terapi khusus, di antaranya terapi okupasi, wicara, dan perilaku.
Suami Tak Dukung Biaya Terapi
Mengetahui sang buah hati mengidap autisme bukanlah hal yang mudah.
Pada awalnya, Dian Sastro harus kerja keras demi membiayai terapi sang anak.
Pasalnya, sang suami tak beri bantuan untuk membiayai terapi sang anak.
"Kalau teman-teman tau saya sangat rajin bekerja ya salah satunya saya tetep keukeuh buat terapi-terapi itu karena terus terang suami saya enggak support," ujar Dian Sastro.
Dilansir dari Grid.ID, Maulana Indraguna tidak menerima hasil pemeriksaan dokter.
Ia menganggap tidak ada yang salah dengan perilaku dan tumbuh kembang anak.
Namun, Dian Sastro sebagai seorang ibu memiliki nurani jika ada yang tidak benar dengan tumbuh kembang anak.
"Dia merasa anak kita gak masalah dan saya kekeh aja sama insting ibu-ibu ya kita kasih aja terapi itu dengan semua pengorbanannya," lanjutnya.
Hasilnya, kini putra Dian bisa tumbuh layaknya anak normal yang lainnya.
"Kabar baik, dengan intervensi yang lumayan early dari umur delapan bulan saya terapi secara nonstop, ada sampai empat tahun. Di umur enam tahun, anak saya sudah dianggap enggak perlu terapi lagi," kata Dian.
"Saat ini, anak saya sudah kelas 3 SD, dari kelas 1 SD sudah enggak terapi lagi dan bisa berfungsi dengan baik," tambahnya.
"Anak saya sekarang sudah tidak begitu dan alhamdulillah normal 100 persen layaknya berperilaku seperti anak normal lain," ujarnya lagi.
"Tapi alhamdulillah sekarang semuanya pay-off," tandasnya.
Untuk itu, Dian menghimbau pada semua ibu agar percaya pada instingnya dan memeriksakan anak mereka pada ahli bila memiliki tanda-tanda autisme.
KOMENTAR