"Dulu waktu pertama kali ke sini (Singapura), karena Bapak ngirimnya duit telat. Bukan telat sih, tapi lupa kalau harusnya ngirimin duit. Anak yang terlupakan," ujar Kaesang sembari tertawa.
Soal transportasi, Kaesang tidak terlalu mempersoalkannya.
Untuk pergi saja, ia hanya merogoh kocek sekitar 2 dolar. Jika digabung dengan pulang-pergi, Kaesang hanya mengeluarkan 5 dolar.
Untungnya, tempat tinggal Kaesang tidak jauh dari kampus sehingga ia dapat berhemat. Untuk kost, biayanya terbilang lumayan.
Per bulannya, Kaesang hanya membayar sekitar 800 hingga 1.000 dolar untuk sewa kost. Fasilitas yang didapat hanya AC dan dapur.
"Itu fasilitasnya lumayan. Ngekost bareng teman," ujar Kaesang.
Hidup di Singapura, Kaesang mengaku, sebenarnya tidak berbeda jauh dibandingkan dengan di Jakarta.
Mau murah atau mahal, tergantung gaya hidup.
Jika memilih gaya hidup glamor, tentu memerlukan biaya besar dan sebaliknya.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR