Ia baru mengetahui banyak tentang itu setelah tinggal di Amerika.
Seandainya gangguan kesehatan mentalnya diterapi lebih awal, mungkin kehidupannya bisa lebih baik, salah satunya ia melanjutkan jenjang akademisnya.
Selain itu, karena sakit mental yang dimiliki, Atiek CB jarang bergaul dan bersosialisasi dengan lingkungan tempatnya tinggal.
Atiek CB yang dikenal dengan kacamata hitamnya itu bahkan mengaku tidak memiliki teman.
"Saya lebih senang menyendiri. Saya nggak punya teman. Kadang happy, kadang sedih, tapi banyak sedihnya," ucap Atiek CB.
Lewat musik, lady rocker kelahiran Kediri, Jawa Timur, 25 Mei 1963, ini bisa menemukan kesenangan hati. "Senang maupun sedih, saya bernyanyi," ujarnya.
Baik Atiek CB maupun anak-anaknya, kini menjadi aktivis kesehatan mental.
Sebuah perjuangan dan pengorbanan yang patut diapresiasi.
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR