Sajiansedap.com - Kebanyakan orang Indonesia pasti ada yang punya larangan memakan daging babi.
Tapi bagi anda yang tidak ada larangan hal tersebut pasti sangat suka jika memakan daging babi.
Daging babi pun bisa diolah dengan berbagai cara olahan agar lebih terlihat lezat.
Namun, mengonsumsi daging babi sebagai makanan haruslah dengan cara yang tepat loh.
Jika salah dalam pengolahan, akan berakibat fatal bagi tubuh kita.
Baca Juga: Resep Bihun Goreng Terasi Bola Daging Enak, Menu Sarapan Praktis yang Begitu Menarik Untuk Disantap
Mengutip Daily Mail, Sabtu (30/3/2019) belakangan ini viral seorang remaja berusia 18 tahun tewas.
Tewasnya remaja tersebut diduga kerena kebiasaanya mengonsumsi makanan ini.
Bagaimana kisah lengkapnya?
Yuk kita simak bersama.
Kerap Mengonsumsi Ding Babi Setengah Matang
Tewasnya remaja ini amat mengenaskan yakni lantaran diduga konsumsi daging babi setengah matang.
Remaja yang tak diketahui namanya ini awalnya mengalami kejang-kejang lantas pingsan dan segera dilarikan ke rumah sakit ESIC Medical College and Hospital, India.
Dr. Nishanth Dev dan Zaffar Abbas yang menanganinya mengatakan jika remaja itu tiba di UGD dengan kondisi matasebelah kanan pasien bengkak.
Dokter segera melakukan pemeriksaan MRI dan mendapati ada masalah serius di tubuh pasien tepatnya dibagian otak.
Otak remaja itu mengalami apa yang namanya kondisi neurocysticercosis.
Baca Juga: Resep Nasi Tumis Daging Enak, Hidangan Simple Namun Rasanya Mantap Betul
Kondisi neurocysticercosis yang terjadi pada pasien ini disebabkan adanya ratusan parasit cacing pita yang bersarang di organ otaknya.
Ratusan cacing pita itu menggerogoti dan menginfeksi otak pasien.
Hal ini menyebabkan bagian korteks serebral hingga bagian otak kecil pasien mati.
Melihat banyaknya jumlah parasit dalam tubuh pasien dan lokasi bersarang, dokter memutuskan untuk merawat pasien dengan pemberian obat anti-inflamasi, anti-epilepsi secara rutin.
Pemberian obat dengan anti-parasit tidak dilakukan karena akan berdampak pada pembengkakkan dan pendarahan dalam pada organ otak.
Dua minggu jalani perawatan secara intensif, para dokter menyatakan bahwa nyawa pasien sudah tidak bisa ditolong.
Hal ini karena infeksi cacing pita ini ternyata tak bisa dihentikan.
Peristiwa mengenaskan yang dialami oleh remaja berusia 18 tahun ini pun jadi viral di media sosial.
Melansir laman berita Daily Mail, kisah kematian remaja berusia 18 tahun ini telah dibagikan sebanyak 71 ribu kali dengan ratusan komentar.
Neurocysticercosis sendiri adalah kondisi medis yang sampai detik ini masih belum ditemukan obatnya.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
Tanpa kita sadari, ketika memesan steak atau pun burger, banyak orang yang lebih menyukai jika dagingnya dibuat setengah matang atau agak mentah supaya tidak keras digigit.
Padahal, daging yang tidak dimasak dengan matang benar bisa berbahaya bagi kesehatan. " Daging mentah masih mengandung bakteri dan berbahaya bagi kesehatan," kata pakar keamanan pangan Jeff Nelken.
Bakteri, seperti salmonella atau E.coli, bisa saja terdapat di dalamnya.
Meski produsen makanan atau restoran yang menjual olahan daging mentah memiliki jaminan akan kebersihan dalam pengolahannya, bakteri bisa saja masuk ke dalam makanan selama proses produksi.
Baca Juga: Tips Antigagal Mengeluarkan Tulang dan Daging Bandeng Supaya Sukses #JadiKokidiDapurSendiri
Menurut Nelken, selama ini banyak orang berpikir hanya daging ayam saja yang kurang aman saat dikonsumsi dalam keadaan mentah.
Kenyataannya, unggas memang berisiko lebih tinggi mengandung salmonella.
Tapi, daging babi dan sapi memiliki risiko lebih besar mengandung bakteri E.coli.
Orang yang mengalami keracunan makanan karena bakteri dapat mengalami diare bercampur darah, kram perut dan muntah selama seminggu.
Cara Aman Konsumsi Daging Setengah Matang
Cara paling aman untuk mengonsumsi daging adalah memanaskannya agar semua bakteri di dalamnya mati.
Daging babi dan sapi harus dimasak dengan suhu minimal 62 derajat celcius.
Sementara daging unggas perlu dimasak dengan suhu 73 derajat celcius.
Walau kebanyakan kasus keracunan makanan akan sembuh, tetapi pada kasus infeksi E.coli yang parah dapat mengganggu fungsi ginjal.
Banyak orang mengabaikan risiko mengonsumsi daging mentah karena menganggap rasanya yang sepadan dengan risikonya.
Baca Juga: Cuma 7 Menit, Begini Trik Ampuh Merebus Daging Tanpa Presto, Dijamin Bisa Irit Gas Di Rumah
Jika ingin mengonsumsi daging yang diolah setengah matang, belilah dari restoran yang reputasinya baik.
Saat ingin mengonsumsi daging sapi mentah sebaiknya kita memilih steak dengan kematangan rare daripada burger dengan tingkat kematangan undercooked.
"Daging burger biasanya mengalami proses penggilingan yang dapat menyebarkan bakteri pada permukaan daging di seluruh produk," tambah Nelken.
Nelken juga menyarankan kita untuk menghindari tiram yang dikonsumsi dalam kondisi mentah.
Manfaat Rebus Daging Bersama Sendok
Akhir-akhir ini beredar video merebus daging bersama sendok stainless di TikTok maupun Instagram.
Konon, teknik tersebut bisa membuat daging lebih cepat empuk.
Baca Juga: Resep Daging Siram Cabai Mentah Enak, Sajian Utama Untuk Bersantap Di Akhir Pekan
Benarkah demikian?
Ahli gizi Dr. dr. Tan Shot Yen membenarkah hal tersebut.
Menurutnya, merebus daging bersama dengan sendok bisa membuat daging lebih empuk.
Sendok yang direbus di dalam air bersama daging akan berperan sebagai penghantar panas.
“Sendok itu bahan metal, jadi mempertahankan konsistensi suhu air rebusan,” jelas Tan pada Kompas.com, Sabtu (1/5/2021).
Tan juga menegaskan bahwa tak ada pengaruh dalam hal gizi daging atau pun kesehatan manusia jika merebus daging bersama dengan sendok.
“Sebenarnya sendoknya sendiri kan bahannya sama dengan panci. Jadi enggak masalah,” pungkasnya.
Namun, hal berbeda diungkap Executive Chef Aprez Catering by Amuz Group Stefu Santoso.
Chef Aprez mengatakan bahwa hal tersebut hingga kini belum bisa dibuktikan benar atau salah.
“Secara logika saya belum pernah membuktikan merebus daging dengan sendok membuat daging lebih empuk,” kata Stefu ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (1/5/2021).
Namun menurutnya, praktik ini dianggap kurang bagus dalam hal kebersihan makanan.
“Karena kita kan merebus logam ya. Jadi kita kayak makan kuah logam ya,” sambung Stefu.
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR