SajianSedap.com - Penantian selama 19 tahun akhirnya berakhir, Indonesia berhasil meraih Thomas Cup.
Tim Indonesia bahkan mengalahkan tim China yang lebih diunggulkan dalam 3 set saja.
Tentu saja, sang penentu Jonathan Christie langsung jadi sorotan.
Jojo sapaan akrabnya memang sejak Asian Games 2018 lalu kerap jadi perbincangan.
Jadi penentu kemenangan timnas memang bukan hal mudah bagi Jojo.
Namun di luar hal tersebut, perjuangan Jojo menjadi atlet bulu tangkis seperti sekarang tentu tidak mudah.
Bahkan awalnya ia sampai menangis latihan bulu tangkis.
Kisah perjuangan Jojo
Selain memiliki wajah tampan dan postur tubuh yang proporsional, Jojo juga selalu menampilkan permainan yang apik dan terus meningkat.
Namun di balik keberhasilan dan permainannya yang apik tersebut, terselip kisah masa lalu Jojo yang tidak mudah.
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia ini lahir di Jakarta, 15 September 1997.
Dia berasal dari PB. Tangkas Specs, Jakarta.
Selama jadi atlet, Jojo tak pernah tinggal di asrama melainkan di rumah omanya.
Dulu sebelum terjun jadi atlet postur tubuh gendut dan agak pendek.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
Karenanya Jojo diarahkan ayahnya berolahraga renang, untuk menaikkan tinggi badannya.
Sekarang, di usia 20 tahun tinggi badan Jojo mencapai 179 cm.
Awalnya Jojo tidak memiliki ketertarikan pada dunia bulu tangkis, lo.
Jojo mulai dikenalkan bulu tangkis oleh ayahnya sejak usia 6 tahun.
Menurut pengakuan sang ibu, ayah Jojo termasuk orang yang sangat tegas dan disiplin.
Tak jarang Jojo menangis karena bosan diminta untuk terus fokus pada bulu tangkis.
Sebab Jojo juga tertarik pada sepak bola dan basket.
Meski begitu, Jojo tetap mematuhi kedua orangtuanya.
Jojo tetap berlatih dan menggeluti bulu tangkis.
Kini perjuangan Jojo berbuah manis.
Sejak usia 11 tahun, Jojo sudah meraih banyak prestasi.
Bahkan waktu Seagames 2017 kemarin, Jojo berhasil meraih medali Emas di usianya yang baru 19 tahun.
Selamat untuk Jojo dan Timnas Indonesia.
KOMENTAR