SajianSedap.com - Walau mudah dibuat di rumah, tetap saja, lebih banyak orang suka membeli gorengan dari pasaran.
Alasannya tentu saja karena harganya murah dan rasanya yang lebih enak.
Tapi, karena murah, banyak pedagang yang melakukan pengiritan sampai menggunakan kertas koran atau majalah sebagai alas.
Hal ini biasanya kita anggap sepele saja.
Padahal, tanpa sadar, kebiasaan ini bisa bikin penyakit menumpuk dalam tubuh, lo.
Efeknya bisa bikin nyesel seumur hidup.
Alas Koran Sumber Penyakit Berbahaya
Pemilihan kertas koran atau kertas bekas ini memang karena alasan ekonomis.
Pasalnya banyak sekali buku bekas atau kertas koran yang tidak lagi digunakan lebih bermanfaat sebagai alas gorengan.
Padahal kertas yang digunakan belum tentu bersih, lo.
Biasa jadi kertas koran atau kertas bekas tersebut sudah terpapar debu dan berbagai kotoran.
Bukan hanya itu saja, kertas koran atau kerta bekas yang digunakan juga memiliki kandungan tinta.
Jika Anda menaruh gorengan yang masih panas di atas kertas, maka tinta akan terserap ke dalam makanan tersebut.
Walaupun terkesan remeh, namun hal ini sangat berbahaya, lo.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Pemicu Penyakit Mengerikan
Banyak kertas koran yang mengandung grafit.
Kandungan ini akan tercampur pada makanan yang masih dalam kondisi panas.
Nah, jika zat ini sampai masuk ke dalam tubuh, maka sistem ekskresi akan mengalami gangguan.
Gangguan inilah yang bisa memicu dampak bagi kesehatan ginjal dan paru-paru.
Selain itu, kandungan pelarut kimia yang ada di kertas koran pun bisa terserap pada gorengan yang baru saja di masak.
Kandungan ini sangat buruk bagi pencernaan dan keseimbangan hormon.
Mengonsumsi gorengan yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti ini akan memicu penyakit mengerikan seperti kanker.
Melihat dampak buruk penggunaan kertas koran atau kertas bekas lainnya, sebaiknya Anda mengganti alas gorengan dengan tisu makan.
Pasalnya, tisu makan yang bertektur kasar ini memang dibuat khusus untuk menyerap minyak dari gorengan.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR