Awalnya, orangtua Yazid melarang untuk menceritakan semua ke pihak di luar keluarga dengan alasan tidak ingin nanti kayu bajakah ini justru dieksploitasi secara berlebihan dan justru akan merusak habitatnya di hutan.
Setelah Yazid terus berusaha meyakinkan orangtuanya karena ingin membantu orang lain yang mendeita kanker, akhirnya orangtua Yazid mengizinkan untuk membuka semuanya untuk dijadikan bahan penelitian bersama guru pembimbing Yazid di sekolah.
“Beberapa kali saya tolak kemauan Yazid untuk melakukan penelitian dengan kayu bajakah walau akhirnya saya berikan karena alasan berbagi untuk kesehatan,” kata Daldin.
Dalam perkembangan perjalanan penelitian yang dilakukan oleh tim, bekerja sama dengan laboratorium Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, hasilnya ternyata cukup menakjubkan.
Kayu bajakah itu kaya akan antioksidan dan sangat bagus untuk penyembuhan kanker.
Akhirnya, mereka membuat dan merumuskan dalam karya tulis ilmiah, yang akhirnya dibawa dalam perlombaan tingkat nasional di Bandung dan tingkat Internasional di Seoul, Korea Selatan.
Dalam kedua ajang tersebut karya ilmiah itu berhasil meraih medali emas, bahkan menjadi juara dunia untuk kategori Life Sains.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR