Barmmer menjelaskan kepada TIME, jika sering makan makanan berminyak, volume lemak yang banyak akan memberikan banyak tekanan pada sistem pencernaan kita.
Di antara gizi makro, lemak adalah yang paling lambat dicerna, serta memerlukan enzim dan cairan pencernaan, seperti empedu dan asam lambung, untuk memecahnya.
Sejumlah faktor, seperti stres dan pengobatan, dapat dapat menurunkan kadar cairan pencernaan ini sehingga banyak orang pada awalnya kekurangan.
Dengan tambahan lemak, sistem pencernaan akan bekerja lebih banyak dan kondisi ini sering menyebabkan kembung, mual dan ketidaknyamanan.
Artikel berlanjut setelah video berikut.
Baca Juga: Cara Diet Dewi Hughes Ini Bisa Turunkan Berat Badan dari 150 Kg Jadi 59 Kg, Padahal Makan Tiap 2 Jam
2. Meningkatkan risiko berbagai penyakit
Jika secara rutin Anda mengonsumsi makanan berminyak, kemungkinan besar akan terjadi peningkatan risiko kondisi kronis.
Terutama penyakit jantung dan diabetes.
Sebuah penelitian tahun 2014 yang dilakukan para peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health menemukan, orang yang makan gorengan 4-6 kali per minggu memiliki peningkatan risiko diabetes tipe 2 sebesar 39 persen.
Tak hanya itu, risiko penyakit jantung koroner pun meningkat sebesar 23 persen.
Penulis | : | Laksmi Pradipta Amaranggana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR