Bakteri yang hidup di sikat gigi setelah kita menggunakannya dianggap anaerobik, artinya bakteri tersebut akan mati jika terkena oksigen.
Jadi, jika kita membiarkan sikat gigi mengering dengan sendirinya, itu akan menghilangkan sebagian besar bakteri.
Namun, setelah sembuh dari sakit, rekomendasi umumnya adalah mengganti sikat gigi.
"Ini adalah cara yang mudah untuk memastikan bakteri yang tertinggal tidak menyebabkan infeksi ulang atau diteruskan ke anggota keluarga."
"Ini jauh lebih masuk akal daripada mencoba membersihkan sikat gigi dengan merebusnya atau dengan menggunakan hidrogen peroksida atau cuka," kata Dr. Kahn.
3. Jangan berbagi sikat
Mulut membutuhkan flora sehat dari bakterinya sendiri, tetapi tidak baik untuk memasukkan bakteri dari orang lain.
Hindari berbagi sikat gigi, terutama dengan anak-anak.
Hindari pula menyimpan banyak sikat di tempat yang sama, seperti yang dilakukan oleh banyak keluarga. Sebaiknya masing-masing sikat tidak saling berkontak.
4. Biarkan terkena udara segar
Ingatlah untuk menyimpan sikat gigi di tempat terbuka, bukan di cangkir, laci, atau tas perjalanan yang kotor.
ADA juga merekomendasikan untuk tidak selalu menutupi sikat gigi, karena berisiko terpapar kuman.
Menyimpan sikat gigi di tempat-tempat tertutup dapat meningkatkan pertumbuhan jamur atau bakteri yang tidak alami di mulut, yang menyebabkan penyakit mulut seperti radang gusi.
Jika kamu ragu dengan keefektifan sikat gigimu, tak ada salahnya membeli yang baru.
Sejumlah ahli merekomendasikan memiliki dua sikat gigi dan digunakan bergantian sambil menunggu salah satunya mengering.
Source | : | Gridhype |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR