SajianSedap.com - Kehidupan Raja Charless III memang selalu menarik untuk dikulik.
Diketahui kalau sepeninggal Ratu Elizabeth II pada 8 September 2022 lalu, Raja Charles III akan naik takhta dan dinobatkan menjadi Raja Inggris yang baru pada 6 Mei 2023 mendatang.
Pro kontra di antara masyarakat pun tak bisa terelakkan dengan penobatan Raja baru ini, lo.
Soalnya bukan rahasia lagi kalau Charles selalu membuat kontroversi sepanjang 72 tahun hidupnya.
Hal ini berbanding terbalik dengan sang ibu, Ratu Elizabeth yang hampir tidak memiliki celah baik dalam kehidupan pribadi maupun penampilannya di hadapan publik.
Saking pro kontranya, Raja Charles III baru-baru ini mendapat perlakuan kurang baik dari salah seorang warga baru-baru ini, lo.
Kala itu, Raja Charles III dan Permaisuri Camilla sedang menjalani kunjungan dua hari di York yang termasuk dalam wilayah utara monarki.
Mereka dijadwalkan meresmikan patung yang didedikasikan untuk mendiang ibu Charles, Ratu Elizabeth, di York Minster.
Namun, Raja Charles dan Permaisuri Camilla dilempari telur oleh sekelompok pengunjung rasa dalam kunjungan kerajaannya di York, Inggris.
Setidaknya empat buah telur diarahkan pada pemimpin Kerajaan Inggris itu ketika ia tiba di Micklegate Bar, gerbang bersejarah di wilayah utara Inggris tersebut.
Saat kejadian, salah satu pengunjuk rasa berteriak "negara ini dibangun di atas darah budak".
Untungnya, lemparan tersebut meleset sehingga tidak mengenai dirinya maupun istrinya itu.
Pelaku langsung diringkus oleh petugas kepolisian yang berjaga sedangkan ayah Pangeran William itu tetap melanjutkan kegiatannya sesuai jadwal.
Raja Charles juga menunjukkan wibawanya dengan tidak terlihat panik sama sekali saat kejadian mengejutkan itu.
Ia hanya melirik ke bawah untuk melihat hasil lemparan telur tersebut yang berceceran di tanah.
Pria berusia 73 tahun itu bahkan tetap bercakap-cakap dengan salah satu warga yang hadir di lokasi, seakan tidak terjadi apa-apa.
Sedangkan Permaisuri Camilla sempat memandang prihatin ke arah pelaku yang dibawa pergi dari lokasi dengan tangan diborgol.
Luar biasa banget ya penguasaan diri keduanya?
Ternyata, walau banyak menuai pro dan kontra, Raja Charles III sudah terlatih untuk menanggapi masa-masa kritis dengan cara yang sangat elegan.
Memang darah bangsawan tidak bisa diragukan lagi mengalir dalam dirinya.
Mengulik ke belakangan, sebenarnya ini bukan kali pertama Raja Charles III menjadi sasaran aksi tidak menyenangkan maupun yang mengancam keselamatannya.
Selama masih berstatus sebagai putra mahkota Inggris, ia sudah beberapa kali jadi sasaran kejadian serupa namun selalu berhasil selamat.
Tak hanya itu, ia juga sukses mempertahankan sikap tenangnya dalam berbagai kejadian serupa di masa lalu.
Pada tahun 1994 lalu misalnya, Raja Charles III pernah mendapat kejadian serupa saat tur kerajaannya di Australia.
Kala itu, Raja Charles III juga menunjukkan sikap tenang yang sama, lo.
Sang Raja diketahui tengah naik ke podium di Sydney Darling Harbour ketika seorang siswa berusia 23 tahun bernama David Kang menembakkan dua tembakan kosong ke arah Raja Charles III yang waktu itu masih berstatus Pangeran.
Tidak seorang pun pada saat itu tahu bahwa itu adalah tembakakan kosong.
Kekacauan pun langsung terjadi dan beberapa orang berusaha melindungi Raja Charles III dan membawanya ke tempat aman.
David Kang kala itu mengatakan alasannya melakukan penembakan itu adalah sebagai bentuk protes atas perlakuan Australia terhadap lebih dari seratus pencari suaka Kamboja yang ditahan di pusat-pusat penahanan di negara tersebut.
Mahasiswa tersebut didakwa dengan ancaman kekerasan yang melanggar hukum dan 500 jam pelayanan masyarakat, karena para pejabat tidak percaya Kang benar-benar mencoba membunuh kerajaan.
Terdengar cukup ringan ya hukumannya.
Lalu, bagaimana nasib "si pelempar telur" pasca melempari Raja Charles III dengan 4 butir telur?
Baca Juga: Tak Banyak Tahu, Ratu Elizabeth II Ternyata Rayakan Ulang Tahun Setahun 2 Kali Semasa Hidup
Dan siapa sosoknya?
Ternyata, pria tersebut bernama Patrick Thelwell dan berusia baru 23 tahun.
Dilansir dari timesnownews.com, Thelwell masih berstatus sebagai seorang mahasiswa di Universitas York.
Atas kelakuannya, Thelwell ditahan atas dugaan pelanggaran ketertiban umum karena melemparkan telur ke Raja Charles selama kunjungannya ke Yorkshire.
Tapi yang mengherankan, hukuman untuk Thelwell justru terasa konyol, lo.
Soalnya, Ia dilaporkan dilarang memakan telur sebagai hukuman.
"Itu akan mengajarinya" kata komentator kerajaan Omid Scobie saat bereaksi terhadap berita larangan tersebut.
Sungguh hukuman yang tak terduga kan?
Nah, sebenarnya kekhawatiran Thelwell ini bisa jadi muncul karena rasa kesalnya atas anggota kerjaan Inggris yang hidup mewah dari pajak rakyat.
Ibaratnya nih, rakyat yang membayar pajak dari hasil kerja keras mereka namun malah dipakai keluarga kerajaan untuk hidup serba mewah.
Tapi, benarkah seluruh biaya hidup kerajaan Inggris ditanggung oleh pajak rakyat?
Dikutip dari Kompas.com, memang banyak orang penasaran dari mana biaya hidup mereka, apakah pajak yang dikumpulkan rakyat Inggris juga dipakai untuk membiayai kehidupan keluarga kerajaan.
Setiap Juni, Royal Household merilis sebuah pertanyaan yang merinci data keuangan tiap tahun.
Data tersebut mengungkapkan jumlah Sovereign Grant atau uang yang diterima Ratu dari departemen keuangan untuk pengeluaran kerajaan.
Anggaran terbaru untuk Grant Sovereign berjumlah 76,1 juta poundsterling atau sekitar Rp 1,5 triliun.
Jumlah tersebut meliputi uang yang diterima keluarga kerajaan pada 1 April 2017 dan 31 Maret 2018.
Ada peningkatan sebesar 30 juta pondsterling atau Rp 580 milliar dari danah hibah yang diterima tahun sebelumnya, termasuk jumlah yang dialokasikan khusus untuk merenovasi Istana Buckingham.
Menurut royal.uk, sebesar 30,4 juta poundsterling atau Rp 687 milliar dana hibah yang diberikan untuk perbaikan rutin 10 tahun bangunan penting termasuk kabel listrik, pipa, boiler, dan generator.
Majalah Vanity Fair pernah memperkirakan hanya sekitar 69 sen dari setiap mata uang pembayar pajak Inggris dipakai untuk mendanai keluarga kerajaan pada tahun 2017 hingga 2018.
Meski jumlahnya kurang dari satu dolar, kemungkinan besar akan terus berfluktuasi.
Pada tahun 2016 hingga 2017, hanya sekitar 65 sen dari setiap pembayar pajak.
Namun, ini bukan berarti para bangsawan menghabiskan semua dana tersebut.
Rumah tangga kerajaan melaporkan hanya 47,4 juta pondstrling Rp 900 milliar yang dipakai untuk pengeluaran kerajaan.
Sebesar 28,7 juta poundsterling atau Rp 555 milliar dialokasikan untuk Sovereign Grant Reserve, yang dipakai untuk proyek-proyek masa depan, termasuk renovasi Istana Buckingham.
Selain itu, keluarga kerjaan Inggris juga memiliki penghasilan sendiri di luar dari gaji mereka dari pajak rakyat, lo.
Soalnya, Ratu Elizabeth II dan keluarganya memiliki banyak sumber penghasilan, meski mereka juga tak sekaya yang dibayangkan banyak orang.
Sejumlah laporan media menyebut kekayaan Ratu Elizabeth II mencapai 470 juta dolar AS atau sekitar Rp 6,6 triliun.
Ya, itu uang yang amat banyak.
Namun, menurut harian The Sunday Times terdapat 320 warga Inggris yang jauh lebih kaya dibandingkan Ratu Elizabeth II.
Ratu dan pewaris tahtanya, Pangeran Charles memperoleh sebagian besar pendapatan mereka dari pemerintah dan properti pribadi.
Dari situ jutaan dolar mengalir ke seluruh anggota keluarga kerajaan termasuk untuk Pangeran William dan istrinya, Kate Middleton.
Ratu Elizabeth II Sebagai kepala negara Ratu Elizabeth II memiliki tiga sumber penghasilan yaitu Sovereign Grant, perkebunan Duchy of Lancaster, serta properti dan investasi pribadi.
Sovereign Grant adalah "gaji" tahunan yang diberikan pemerintah Inggris yang digunakan untuk membiayai perjalanan, keamanan, staf istana, dan pemeliharaan sejumlah istana.
Dari skema ini, Ratu menerima pendapatan sebesar 58 juta dolar AS atau sekitar Rp 815 miliar pada tahun fiskal 2016-2017.
Dan, pendapatan ini bebas dari pajak.
Pendapatan itu diproyeksikan naik hingga 103 juta dolar AS atau hampir Rp 1,5 triliun pada tahun fiskal terakhir untuk membiayai renovasi Istana Buckingham.
Sumber pendapatan lain adalah perkebunan pribadi Duchy of Lancaster yang sudah menjadi milik keluarga kerajaan sejak 1265.
Perkebunan itu menghasilkan 26 juta dolar AS atau Rp 365 miliar sepanjang tahun lalu.
Ratu menggunakan pendapatan dari perkebunan itu untuk membiayai pengeluaran resmi dan pribadi termasuk biaya yang dikeluarkan anggota keluarga dengan atas nama Ratu.
Ratu Elizabeth juga memiliki sejumlah aset pribadi seperti Kastil Balmoral di Skotlandia dan perkebunan Sandringham di wilayah timur Inggris.
Kedua properti itu merupakan warisan sang ayah dan gigunakan sebagai tempat berlibur keluarga.
Aset lain milik Ratu termasukmahkota kerajaan dan berbagai koleksi karya seni, kini menjadi milik lembaga Royal Collection Trust.
Sudah jelas kan?
Jadi walau digaji, ternyata sebenarnya keluarga kerajaan Inggris juga memiliki penghasilan sendiri dari properti mereka yang tersebar luas di seluruh Inggris.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR