SajianSedap.com - Orang Indonesia memang cinta banget sama nasi.
Buktinya saja, kita bisa makan nasi putih 3 kali dalam sehari.
Sarapan sudah nasi, siang makan nasi, malam pun tak lengkap tanpa nasi.
Istilahnya, kita merasa belum makan kalau belum kena nasi putih, kan?
Tapi, apa makan nasi putih 3 kali sehari benar-benar tak jadi masalah untuk tubuh?
Apalagi kalau porsi nasinya lebih banyak dari lauk lain di piring.
Nah, makanya cari tahu dulu efek yang akan dirasakan tubuh kalau makan nasi 3 kali sehari.
Yuk, simak.
Efek Makan Nasi 3 Kali Sehari
Makan nasi putih memang sering disebut membuat kenyang karena mengandung karbohidrat.
Meski jadi makanan pokok, makan nasi putih secara berlebihan juga bisa mengakibatkan hal tak terduga ini terjadi dalam tubuh.
Apalagi sampai dimakan sampai 3 kali atau lebih dalam sehari.
Belum lagi bagi pria yang makan nasi lebih banyak daripada wanita.
Bisa-bisa efek buruk ini bisa dirasakan tubuh.
1. Pencernaan terganggu
Tahu enggak kalau nasi putih ternyata punya kadar serat yang jauh lebih rendah daripada jenis nasi lainnya?
Inilah yang membuat kenapa pencernaan kita enggak selancar ketika kita enggak makan nasi putih sama sekali atau malah makan nasi jenis lainnya.
Selain itu, kandungan karbohidrat yang tinggi pada nasi putih juga bisa mengganggu pencernaan kita, lho!
2. Gula darah tinggi
Dibandingkan jenis nasi lainnya, nasi putih bisa membuat gula darah kita tinggi banget setiap saat.
Ini karena nasi putih termasuk makan dengan indeks glikemik tinggi yang bisa meningkatkan gula darah kita terus-menerus.
Jadi jangan heran kalau orang Indonesia gampang terkena diabetes akibat suka makan nasi putih tiap hari, terutama orang-orang yang makan dengan porsi banyak!
3. Kenaikan berat badan
Sudah bukan rahasia lagi kalau nasi putih bisa membuat berat badan kita naik secara drastis.
Memang nasi putih dibutuhkan sebagai sumber energi kita untuk menjalani hari.
Namun makan nasi putih setiap hari, apalagi dengan jumlah yang berlebihan bisa membuat berat badan kita enggak bisa turun-turun, lho!
4. Alergi
Enggak banyak yang tahu kalau sebenarnya banyak orang yang bisa alergi karena makan nasi putih!
Alergi yang disebabkan karena nasi putih bentuknya bisa macam-macam, seperti gatal-gatal, bersin, hingga napas yang tersenggal-senggal!
Sebaiknya mulai mengatur pola makan yang sehat agar tubuh juga terhindar dari beragam penyakit ya Sase lovers.
Nasi dan Minyak Kelapa
Baca Juga: Resep Bekal Sekolah : Resep Bola Nasi Daging Isi, Hidangan Istimewa yang Praktis Membuatnya
Konsumsi nasi putih memiliki nutrisi yang lebih sedikit daripada beras merah, telah dikaitkan dengan risiko diabetes.
Sebuah studi Harvard University yang diterbitkan dalam British Medical Journal menyimpulkan bahwa risiko ini terjadi terutama di negara-negara Asia.
Hal itu dikarenakan banyak orang Asia yang mengonsumsi nasi setiap harinya.
Untungnya, para ilmuwan menemukan cara untuk membuat nutrisi beras menjadi lebih baik.
Sudhair James, salah satu peneliti di balik metode tersebut, mempresentasikan penelitian pendahuluannya di National Meeting and Exposition of American Chemical Society.
Dia mengatakan, "Yang kami lakukan adalah memasak nasi seperti biasa, tetapi ketika air mendidih, sebelum menambahkan beras kami menambahkan minyak kelapa - sekitar 3 persen dari berat beras yang akan dimasak. Setelah siap, kita biarkan dingin di kulkas selama sekitar 12 jam."
Metode sederhana ini bekerja dengan memanipulasi kimia pati dalam beras, dengan mengubah pati yang dapat dicerna menjadi pati resisten.
Kebanyakan pati cepat dicerna dan diubah menjadi glukosa dalam tubuh.
Setiap kelebihan glukosa yang tidak digunakan biasanya disimpan sebagai lemak yang bisa menjadi penyumbang utama dalam penambahan berat badan dan masalah kesehatan lainnya seperti diabetes dan obesitas.
Sudhair James dari College of Chemical Sciences di Sri Lanka menunjukkan bahwa memasak nasi dengan minyak kelapa dapat mengurangi penyerapan kalori sebesar 10-12 persen dan bahkan bisa sampai 50-60 persen.
Teknik memasak ini telah dipelajari sebelumnya dengan menggunakan kentang, sehingga dapat dipastian bahwa prinsip yang sama juga berlaku untuk beras.
Peneliti belum menguji teori ini pada berbagai macam jenis beras, namun mereka yakin bahwa hal yang sama dapat dilakukan pada pati dan karbohidrat lainnya.
"Kami sebagai ilmuwan percaya bahwa jika kita melakukan proses ini pada varietas terbaik dan jika metode ini akan berhasil, ini bisa jadi terobosan besar, "kata James.
"Kita bisa menurunkan kalori dalam beras sebesar 50 hingga 60 persen."
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR