SajianSedap.com - Tahukah kamu kalau kebiasaan mencairkan daging ayam lalu membekukannya kembali itu buruk banget.
Soalnya, kebiasaan mencairkan daging ayam lalu membekukannya kembali itu bikin bakteri berkembang biak lebih banyak.
Sayangnya, banyak orang tak tahu kalau kebiasaan mencairkan daging ayam lalu membekukannya kembali ini tidak disarankan.
Bahkan, banyak ibu yang menganggap ini hal biasa.
Sayang banget kan kalau kebiasaan buruk ini jadi sebuah tradisi .
Yuk, cari tahu lebih dalam soal kebiasaan mencairkan daging ayam lalu membekukannya kembali yang berbahaya ini.
Apa itu Salmonella Dikutip dari laman Kementerian Pertanian, Salmonella Non-Thypoid atau Non typhoid Salmonella (NTS) adalah bakteri paling umum penyebab penyakit bawaan makanan.
NTS adalah bakteri patogen penyebab gastroenteritis pada manusia yang ditularkan melalui hewan dan produk hewan terkontaminasi.
Baca Juga: Resep Risoles Ayam Krim, Kreasi Risoles Lezat Dan Praktis yang Mampu Menghipnotis Lidah
Gastroenteritis akibat NTS tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika, namun kondisi ini dapat berakibat fatal jika terjadi komplikasi pasca-infeksi.
Kontaminasi NTS banyak ditemukan pada produk hewani, seperti telur, daging ayam, susu mentah, dan produk hewani lainnya.
Demikian dikatakan pula oleh dokter spesialis anak Mayapada Hospital dr. Kurniawan Satria Denta, Sp.A.
"Biasa di bahan mentah seperti telur, daging sapi, ayam, dan lain-lain. Kontaminannya juga bisa masuk ke makanan-makanan olahan," kata dr. Denta kepada Kompas.com, Selasa (12/4/2022).
Pengendalian infeksi NTS sulit dilakukan karena Salmonella toleran terhadap tekanan lingkungan, penyebarannya sangat luas, resisten terhadap beberapa jenis antibiotik dan mempunyai kemampuan untuk beradaptasi.
Lalu apa efek yang akan terjadi pada anak yang mengonsumsi makanan yang mengandung Salmonella?
Dokter Denta menyebut, hal itu akan melahirkan infeksi Salmonella yang bisa berdampak pada kondisi kesehatan anak.
"Infeksi Salmonella, merusak usus," ujar dia.
Terlebih, jika infeksi ini terjadi pada anak yang belum memiliki daya tahan tubuh yang kuat akan mendatangkan sejumlah gangguan pencernaan.
Dilansir dari NCBI, anak-anak merupakan kelompok orang yang rentan mengalami dampak dari infeksi bakteri yang satu ini.
Penyakit akibat infeksi Salmonella Salmonella non-tifoid diketahui juga menjadi penyebab utama penyakit diare menular di seluruh dunia dan dapat menyebabkan penyakit invasif, seperti bakteremia, meningitis, dan osteomielitis. Salmonellosis adalah penyakit akibat infeksi bakteri salmonella.
Baca Juga: Cara Masak Ayam Goreng Tepung Agar Hasilnya Kriuk Walau Sudah Dingin, Cukup Pakai 2 Tepung Saja
Penyakit ini berupa flu perut yang memiliki gejala, seperti mual, muntah, sakit perut, diare, demam, badan panas dingin, sakit kepala, sampai ada darah dalam tinja, dikutip dari Kompas.com.
Tanda dan gejala salmonellosis biasanya berlangsung 2-7 hari.
Khusus diare, gejalanya bisa sampai 10 hari.
Sedangkan usus baru normal setelah beberapa bulan sembuh dari infeksi.
Selain itu, penyakit tipes atau demam tifoid, disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi.
Seseorang yang terkena tipes umumnya bergejala, seperti demam tinggi, sakit perut, badan lemas, sakit kepala, diare, sembelit, batuk, tidak nafsu makan, dan bintik-bintik kemerahan.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR