SajianSedap.com - Tanggal 4 Februari lalu, diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day).
Momentum ini menjadi pengingat bahwa penyakit ganas ini masih menjadi salah satu pemicu kematian masyarakat dunia, termasuk di Indonesia.
Ada banyak jenis kanker yang terus mempengaruhi banyak orang hingga kini, salah satunya kanker ovarium.
Kanker ovarium adalah pertumbuhan sel-sel abnormal yang terbentuk di ovarium.
Sel-sel tersebut berkembang biak dengan cepat dan dapat menyerang dan menghancurkan jaringan tubuh yang sehat.
Sistem reproduksi wanita mengandung dua ovarium, satu di setiap sisi rahim. Ovarium menghasilkan telur (ovum) serta hormon estrogen dan progesteron.
Dicatat bahwa kanker ovarium adalah penyakit keenam sebagai salah satu penyakit berbahaya yang memiliki insidens dan kematian yang tinggi di dunia pada wanita.
Lalu adakah cara mencegahnya terjadi? Simak selengkapnya berikut ini.
Kanker ovarium dapat dicegah dengan mengurangi faktor risikonya, meski belum ada cara pasti yang bisa berlaku untuk semua orang.
Kanker ovarium terjadi ketika sel-sel abnormal di ovarium mulai berkembang biak di luar kendali dan membentuk tumor.
Mengutip American Cancer Society, ada beberapa aktivitas yang dapat membuat mereka memiliki faktor risiko kanker ovarium yang meningkat, meliputi:
Baca Juga: Cara Mencegah Kanker Darah Sejak Dini, Hindari Minuman Favorit Banyak Orang Ini Biar Tetap Sehat
Meski tidak diketahui pasti cara untuk mencegah kanker ovarium, ada beberapa hal yang dapat membantu menurunkan risikonya. Mengutip Cancer Research UK, berikut beberapa caranya:
Pernah mengkonsumsi pil kontrasepsi kombinasi dalam beberapa waktu dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
Penelitian telah menunjukkan bahwa semakin lama Anda minum pil kontrasepsi, semakin besar presentase penurunan risiko Anda terkena kanker ovarium.
Pengurangan risiko kanker ovarium itu berlangsung selama puluhan tahun setelah Anda berhenti minum pil.
Memiliki anak berpotensi mengurangi risiko kanker ovarium. Semakin banyak anak yang Anda miliki, semakin rendah risikonya.
Menyusui juga mengurangi risiko kanker ovarium. Pengurangan risiko ini mungkin karena saat Anda hamil atau menyusui Anda tidak berovulasi (melepaskan sel telur).
Semakin sedikit Anda berovulasi dalam hidup Anda, semakin rendah risiko kanker ovarium.
Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium, bicarakan hal ini dengan dokter.
Dokter bisa membantu Anda untuk melakukan langkah lanjutan dan diagnosis tepat.
Dokter juga bisa melakukan tes genetik untuk menentukan adanya gen yang membawa risiko kanker ovarium.
Baca Juga: Sebelum Terlambat, Ketahui Cara Mencegah Kanker Prostat Lewat 6 Hal Ini
Jika Anda ditemukan memiliki perubahan gen yang meningkatkan risiko kanker ovarium, Anda dapat mempertimbangkan operasi untuk mengangkat ovarium Anda untuk mencegah kanker.
Histerektomi adalah prosedur pembedahan untuk mengangkat rahim.
Sedangkan, ligasi tuba adalah metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara memotong, mengikat, atau menutup tuba falopi.
Histerektomi dan ligasi tuba merupakan bagian dari tindakan sterilisasi. Penelitian telah menemukan bahwa mengikat tuba falopi Anda mengurangi risiko kanker ovarium.
Sejauh ini juga sebagian besar penelitian telah menunjukkan bahwa histerektomi juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
Namun, cara ini mungkin tergantung pada beberapa faktor, termasuk usia Anda ketika menjalani prosedur tersebut.
Setiap pengurangan risiko kanker ovarium mungkin lebih besar didapat oleh wanita yang lebih muda.
Jadi semakin muda Anda melakukan prosedur tersebut, dapat semakin besar Anda mampu mengurangi faktor risiko kanker ovarium.
Namun, para peneliti masih terus mempelajari hal ini. Mengutip Healthline, banyak faktor di atas memiliki risiko dan manfaat berbeda yang terkait dengan kanker ovarium.
Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut mungkin tidak direkomendasikan untuk semua orang secara sama rata.
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR