SajianSedap.com - Penggunaan AC memang bak kebutuhan primer di waktu sekarang ini.
Apalagi di malam hari ketika tidur, biasanya AC akan full dinyalakan supaya tidur jadi nyenyak.
Tapi memang tak bisa dipungkiri kalau AC ternyata punya dampak negatif bagi tubuh.
Apalagi kalau kita tidak tahu panduan menggunaan AC yang benar.
Ahli pun membongkar kalau ada 3 penyakit yang bisa muncul karena penggunaan AC.
Pantas saja sakitnya gak bisa sembuh-sembuh.
Menyalakan AC bisa terasa sangat nyaman, terutama pada siang hari yang terik.
Selain itu, AC membantu banyak orang mencapai kualitas tidur yang lebih baik.
Meski begitu, menyalakan AC juga memiliki kekurangan.
Dilansir dari Asia One, Kamis (5/8/2021), menurut Profesor James Trevelyan, pendiri startup teknologi lingkungan, Close Comfort, mengatakan bahwa AC memiliki pengaruh terhadap kesehatan dan siklus tidur.
Saat dinyalakan di suatu ruangan, AC dapat mendaur ulang udara dalam ruangan yang 'basi' sepanjang waktu.
Tidak ada ventilasi udara segar karena semua ventilasi, jendela, dan pintu pada ruangan harus tertutup saat AC dinyalakan.
Karena itu, emisi karbon dioksida dan tubuh manusia secara bertahap menumpuk di udara sepanjang waktu.
AC juga menghilangkan kelembapan dari udara sehingga udara menjadi kering.
Akibatnya, kulit menjadi kering, bersisik, dan gatal.
Bahkan, menyebabkan iritasi mata dan kesulitan bernapas pada banyak orang.
AC juga dapat menyebabkan seseorang mengalami sick building syndrome (SBS), yakni serangkaian keluhan saat beraktivitas di dalam bangunan.
SBS dikaitkan dengan ketidaknyamanan akut, dari sakit kepala, iritasi mata, hidung, tenggorokan, batuk kering, pusing dan mual, hingga kelelahan, yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas.
SBS bisa dihasilkan dari efek penggunaan AC, khususnya AC central.
Penyebab utamanya adalah ventilasi yang tidak memadai serta kontaminan kimia seperti senyawa organik volatil (VOC).
Selain itu, ada pula kontaminan biologis yang sering dikaitkan dengan aksi bakteri dalam akumulasi partikel kulit dan bahan biologis lainnya dalam saluran serta komponen AC.
Melansir Kompas.com, Bell's Palsy cenderung terjadi secara tiba-tiba dan biasanya timbul rasa nyeri di belakang telinga yang mendahului kelumpuhan tersebut satu atau dua hari sebelumnya.
Bell’s Palsy sendiri merupakan kelainan yang umum terjadi pada semua usia mulai dari bayi hingga remaja dan orang tua.
Penyakit ini awalnya disebabkan oleh virus Herpes simplex, virus varicela-zoster, virus Epstein-Barr, virus Mumps (Gondongan).
Ada juga yang menyebut kalau orang dapat terkena penyakit ini karena seringnya terkena angin secara langsung.
Seperti kontak langsung dengan kipas angin atau AC di dalam mobil.
Samuel pun mengaku memang sering terkena angina malam lantaran jadwal shootingnya.
Tapi, menurut dokter, angin malam tidak secara langsung berpengaruh pada Bell’s Palsy.
Hanya saja, pulang malam terlalu sering mungkin menurunkan imunitas sehingga tubuh jadi lebih mudah terserang penyakit ini.
Cara termudah mengurangi dampak kesehatan dari penggunaan AC adalah meningkatkan ventilasi.
Buka jendela agar udara segar dapat masuk.
Tentu saja hal ini dapat meningkatkan biaya pengoperasian AC milikmu, tetapi dapat meningkatkan kualitas tidur secara signifikan dan memastikan tidur terbaik.
Selain itu, AC harus dibersihkan secara berkala.
Pencucian atau pembersihan AC secara teratur membantu membersihkan filter di dalamnya.
Namun, seberapa sering hal itu perlu dilakukan?
Periksa filter AC setelah beberapa minggu dibersihkan.
Kamu mungkin akan terkejut betapa banyak debu yang menumpuk, terutama di kamar tidur atau tempat orang banyak bergerak.
Apabila kondisinya bersih, AC milikmu juga akan bekerja lebih efisien dan mengurangi biaya listrik.
Untuk itu, penting untuk membersihkan AC secara rutin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengaruh AC pada Kesehatan dan Siklus Tidur Menurut Ahli"
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR