SajianSedap.com - Penggunaan deterjen memang tak bisa dipisahkan dari proses pencucian baju.
Biasanya kita menggunakan deterjen dengan takaran kira-kira.
Ayo ngaku siapa yang juga terbiasa begitu ?
Sayangnya, kebiasaan kira-kira ini bisa bikin kita terjebak menggunakan deterjan dalam jumlah lebih dari yang seharusnya, lo.
Nah, deterjen yang kebanyakan ini ternyata bahanya justru tak bikin baju jadi lebih bersih.
Deterjen yang kebanyakan malah bikin baju jadi cepat dekil.
Kok bisa ya ?
Saat mencuci Anda pasti memasukan deterjen agar pakaian tampak bersih dan harum.
Anda juga pasti berfikiran untuk memasukkan deterjen yang banyak agar pakaian semakin bersih.
Tetapi kenyataannya malah sebaliknya, menambahkan terlalu banyak deterjen hanya membuat pakaian cepat rusak.
Busa dari deterjen tak bisa dibilas sepenuhnya, nantinya akan meninggalkan residu lengket yang malah menarik banyak kotoran, debu, dan bakteri.
Ya, Menggunakan deterjen yang berlebihan dalam mencuci pakaian justru memberikan dampak negatif terhadap pakaian maupun mesin cuci.
Meskipun tampaknya logis bahwa lebih banyak busa di mesin cuci akan berarti bahwa pakaian lebih bersih.
Tapi, itu justru sebaliknya, menurut berbagai pakar laundy, termasuk Mary Gagliardi, alias Dr Laundry, seorang ilmuwan di The Clorox Company.
Menurutnya menggunakan terlalu banyak deterjen justru dapat menimbulkan lebih banyak masalah.
Ini termasuk noda atau residu pada pakaian, bau yang tertinggal di mesin cuci dari residu berlebih yang terperangkap.
Selain itu, deterjen yang berlebih juga membuat beban yang tidak dapat terkuras dengan baik, sehingga pakaian menjadi lebih basah.
Deterjen yang terlalu banyak juga dapat meningkatkan keausan pada pompa mesin cuci dan motor yang berfungsi seperti rem.
Kemudian, deterjen yang banyak juga membuat mesin cuci mengeluarkan energi yang lebih besar untuk mencuci pakaian, karena mesin secara otomatis menambahkan bilasan ekstra dan jeda untuk mengurai kelebihan busa.
Dengan banyaknya masalah yang berpotensi disebabkan oleh terlalu banyak deterjen, bagaimana kamu bisa memastikan untuk tidak berlebihan menggunakan deterjen dalam mencuci pakaian?
Menurut Gagliardi, kamu harus terlebih dahulu memahami 3 faktor yang menentukan kinerja pembersihan pada cucian, yaitu energi termal (suhu air), energi mekanik (agitasi), dan energi kimia (yang disediakan oleh detergen dan aditif cucian).
Baca Juga: Trik Cuci Baju Hitam Supaya Tidak Pudar Warnanya, Ternyata Pakai Sabun Cuci Piring, Begini Caranya
“Saat dioptimalkan, faktor-faktor ini bekerja sama untuk memberikan pembersihan yang baik, kata Gagliardi. Terlalu banyak deterjen tidak pernah membuat lebih bersih".
Busa berlebih diketahui dapat menahan kotoran yang ditarik dari pakaian dan tersangkut di area yang tidak selalu bersih, seperti di bawah kerah, yang menyebabkan penumpukan bakteri.
Terlalu banyak busa mencegah pencucian yang baik dengan melindungi pakaian agar tidak bergesekan satu sama lain.
Padahal, gesekan inilah yang membantu membuat pakaian menjadi sebersih mungkin.
Jadi, penggunaan deterjen ekstra atau berlebihan tidak membuat pakaianmu lebih bersih, tetapi bisa membuatnya lebih kotor.
Pahami apa yang sebenarnya dilakukan bahan detergen saat mencuci juga mencerahkan.
Deterjen yang baik dimulai dengan pembangun, surfaktan dan agen anti-redeposisi, yang semuanya bekerja sama untuk melembutkan air sehingga agen pembersih dapat menghilangkan kotoran dan kemudian menahannya di air cucian, sekaligus menjaga agar kotoran tidak mengendap kembali ke pakaian.
Deterjen juga harus memiliki enzim yang memecah noda protein untuk memudahkan bahan pembersih menghilangkannya.
Lalu, seberapa banyak deterjen yang digunakan saat mencuci?
Saran terbaik adalah dengan memeriksa petunjuk pada kemasan deterjen, yang biasanya memberitahumu jumlah minimum yang kamu butuhkan untuk muatan ukuran rata-rata pencucian, baik untuk pakaian kotor sekali pun.
Kebanyakan orang suka tidak memerhatikan takaran detergen yang mereka gunakan saat mencuci dan sering mengira-ngira saja, sehingga takarannya bisa menjadi kurang dan berlebihan.
Selain kebanyakan detergen, berikut ini beberapa kesalahan lain yang sering banget kita lakukan saat mencuci baju.
Saat mencuci biasanya para ibu rumah tangga langsung memasukkan semua jenis pakaian ke dalam mesin cuci.
Padahal mencuci pakaian harus dipisahkan sesuai dengan jenisnya, misalnya pakaian berwarna gelap harus terpisah dengan pakaian berwarna terang.
Atau pisahkan juga pakaian yang lebih berat seperti jeans dan sweater dari blus ringan dan kemeja.
Hal ini dilakukan untuk mencegah abrasi dan kerusakan pada kain yang lebih halus.
Mengelompokkan pakaian berdasarkan jenisnya membantu cucian jadi lebih cepat kering secara merata, karena pakaian yang berat membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kering.
Salah satu kebiasaan yang sering dilakukan adalah ritsleting yang tak ditutup ketika Anda hendak mencuci pakaian.
Ritsleting memiliki gigi bergerigi yang dapat merobek pakaian lain di mesin cuci.
Untuk mencegah kerusakan pada pakaian lain, sebaiknya tutup semua ritsleting sebelum mencuci.
Anda juga harus mengencangkan tali pada bra atau pakaian yang memiliki tali untuk menghindari pakaian lain terlilit.
Kalau ritsleting memang harus ditutup, tetapi berbeda pada pakaian yang berkancing.
Sebaiknya pakaian berkancing harus dibiarkan tidak dikancing saat dicuci.
Cara ini dilakukan agar lobang kancing tidak sobek dan benang kancing tidak tertatik juga terlepas saat dicuci.
Tetapi kancing dapat dibuka pada lengan atau kerah baju.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR