“Deterjen cucian mengandung bahan kimia seperti pencerah, pewangi, penghilang noda, dan zat antikotoran yang mungkin tidak terbilas sepenuhnya dari piring dan mungkin berbahaya bagi kesehatan Anda," tutur Cameron.
Anda bisa menggunakan sabun cuci piring sebagai sabun cuci tangan, jadi sabun cuci tangan harus menjadi alternatif yang masuk akal untuk mencuci piring, apakah demikian?
“Sabun cuci tangan yang paling banyak kita beli di toko adalah jenis deterjen. Ini memiliki bahan antibakteri dan antijamur yang dapat membersihkan dan mensterilkan piring Anda,” sebut Cameron.
“Sabun cuci tangan cair lebih lembut daripada sabun cuci piring dan akan lebih mudah larut dan berbusa lebih baik dalam air cucian panas. Selain itu, mengandung lebih banyak gliserin daripada sabun cuci piring dan akan lebih lembut untuk kulit Anda saat Anda mencuci piring dengan tangan," imbuh dia.
Jadi itu berhasil, tetapi apakah itu aman? Meskipun banyak yang mengatakan sabun tangan membilas dengan baik dan mungkin baik-baik saja dalam keadaan darurat, yang lain mengatakan perlu berhati-hati.
"Banyak sabun tangan mengandung aditif yang tidak aman untuk makanan," jelas Jennifer Gregory, manajer merek Molly Maid.
Allen Michael, editor HomeViable.com menuturkan, jika Anda menggunakan sabun tangan untuk mencuci piring, pastikan untuk membilasnya beberapa kali untuk mencegah penumpukan zat kimia.
Sabun batangan untuk kulit sensitif tanpa tambahan wewangian adalah pilihan yang aman digunakan untuk mencuci piring jika benar-benar dibutuhkan.
"Meskipun secara teknis aman, pilihan ini tidak seefektif sabun cuci piring, yang diformulasikan secara khusus untuk menghilangkan lemak dan minyak, serta membunuh bakteri," ujar Cameron.
Selain itu, mencuci piring dengan sabun batangan adalah tantangan, karena sabun batangan padat, kata Alberto Navarrete, manajer umum Emily's Maids.
“Sebenarnya sangat sulit untuk mencuci piring dengan sabun. Karena padat, tidak berfungsi saat Anda perlu membersihkan banyak piring," terang Navarrete.
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR