SajianSedap.com - Jelang lebaran, biasanya para ibu rumah tangga akan siap untuk memasak berbagai macam hidangan.
Salah satu yang tak boleh ketinggalan adalah opor ayam.
Sebagai bahan baku utama, tentu daging ayam jadi bahan yang pertama dibeli.
Tak heran kalau banyak pedagang dadakan di pinggir jalan menjual daging ayam dengan harga murah.
Siapa yang menolak kalau ditawarkan harga murah di bawah harga pasar.
Tapi ingat, jangan langsung dibeli.
Perhatikan sejumlah tanda-tanda pada daging ayam tersebut.
Apabila menemukan 4 tanda ini, segera pergi dari pedagang itu.
Karena bisa saja, kita malah jadi rugi besar jelang lebaran.
Para ibu rumah tangga pasti tak asing dengan ayam tiren.
Membedakan daging ayam segar dengan ayam tiren juga patut menjadi hal yang harus diutamakan.
Baca Juga: Berapa Lama Sebaiknya Menyimpan Daging Ayam dalam Kulkas? Jawaban Para Ahli ini Bikin Shock
Bahkan, baru-baru ini sejumlah penelitian menemukan fakta bahwa daging ayam adalah salah satu penyebab timbulnya kanker.
Jadi Anda harus waspada jika menemukan tanda-tanda berikut pada daging ayam.
Direktur Halal Center Fakultas Peternakan UGM, Nanung Danar Dono PhD menyebutkan setidaknya ada delapan ciri ayam tiren yang bisa diamati.
Menurut Nanung, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah penampilan warna kulitnya.
Kulit ayam segar berwarna kuning muda segar, sedangkan kulit ayam tiren berwarna putih kelabu kusam.
Selain warna, tekstur kulit juga bisa membedakan mana daging ayam segar dan mana ayam tiren.
Kulit ayam sehat ketika diraba akan terasa halus dan lembut dengan lubang pori bekas cabutan bulu yang menutup rapat.
Sementara kulit ayam tiren terasa kasar saat diraba dan nampak pori-pori bekas cabutan yang tidak menutup rapat.
"Lalu perhatikan lipatan sendinya. Jika dilipat atau ditekuk, sendi-sendi ayam sehat lentur, sedangkan pada ayam tiren terasa kaku dan tidak elastis," tambah Nanung.
Nanung mengatakan, ciri lain ayam tiren adalah warna dagingnya.
Hal ini bisa dapat terlihat ketika kulit ayam dikelupas.
Jika ayam sehat maka warnanya merah muda segar karena darah keluar maksimal.
Sementara ayam tiren berwarna merah tua kecokelatan karena darah tidak keluar maksimal.
Selain itu, ketika ditekan maka permukaan daging ayam sehat terlihat lentur elastis dan kembali ke posisi normal.
Sedangkan daging ayam tiren cenderung cekung atau lebam serta tidak elastis atau tidak kembali ke posisi normal.
"Bisa juga dilihat dari harga. Harga ayam sehat tentu normal, sedangkan harga ayam tiren sangat murah, bisa separuh atau bahkan bisa kurang dari separuh harga normal," bebernya.
Nanung menjelaskan, aroma daging ayam sehat memiliki harum normal, sedangkan daging ayam tiren berbau busuk.
Daging ayam tiren berbau busuk karena darah tidak keluar dan menjadi timbunan makanan yang berlimpah bagi bakteri pembusuk.
"Lalu perhatikan juga bekas sembelihan di leher. Bekas sembelihan pada ayam sehat nampak terbuka lebar, sedangkan pada ayam tiren nampak sempit dan rapih, seperti bekas kertas yang digunting, sangat rapi," pungkasnya.
Tak cuma dari saat membeli, cara mengolah daging ayam yang salah seperti berikut ini harus segera dihindari.
Laman Reader Diggest, merangkum sederet kesalahan yang kerap dilakukan ketika mengolah daging ayam.
Salah satunya soal mencuci daging ayam.
Banyak koki yang menaruh ayam di atas meja terlalu lama.
Padahal, pada suhu kamar daging dapat mengembangkan bakteri berbahaya.
Jika dikonsumsi, bakteri yang dikembangkan oleh daging tersebut dapat mengakibatkan berbagai penyakit bawaan alias mengakibatkan keracunan makanan.
Jadi, simpan ayam di lemari es segera usai berbelanja.
Ambil ayam ketika akan memasaknya saja.
Jika ayam dibekukan, cairkan dalam kulkas dua hari sebelum dimasak.
Daging ayam tak bisa ditempatkan di mana saja, meski kita menyimpannya di lemari es.
Cairan dari daging bisa merembes di luar wadahnya, yang bisa mengontaminasi makanan lainnya.
Sebaiknya, kita menyimpan ayam di atas piring.
Lalu, tutup dan simpan di rak kulkas paling bawah.
Sebaiknya, kita tidak mencuci ayam yang akan kita masak.
Mencucinya, terutama dengan cara dibilas, justru menyebabkan bakteri pada ayam menyebar dan melekat di permukaan sekitar.
Jadi, lebih baik kita langsung menggorengnya atau memasaknya dengan suhu yang tepat.
Membaluri ayam dengan bumbu akan membuatnya terasa nikmat.
Selain itu, ini cara termudah agar daging ayam lebih empuk.
Namun, merendam ayam dengan bumbu terlalu lama bisa membuat daging ayam tercemar bakteri. Bakteri akan tumbuh lebih baik dalam suhu hangat.
Selain itu, jangan gunakan kembali bumbu yang sudah bersentuhan dengan daging mentah.
Lebih baik kita merendam ayam dengan bumbu dalam kantong plastik atau wadah tertutup lainnya di kulkas.
Lalu, buang wadah yang kita gunakan setelah selesai.
Baca Juga: Terlanjur Direbus, Begini Trik Menyimpan Ayam yang Matang Supaya Tidak Basi di Kulkas
KOMENTAR