SajianSedap.com - Bukan cuma Indonesia yang sedang dilanda panas esktrem, seluruh dunia ternyata mengalaminya, lo.
Cuaca panas ini membuat banyak orang memilih untuk tetap tinggal di rumah ketimbang pergi ke luar di siang hari.
Tapi gimana untuk orang-orang yang memang harus bekerja di luar ruangan seharian?
Ternyata cuaca panas ekstrem ini bisa jadi pemicu penyakit kanker mematikan, lo.
Ya, kanker itu adalah kanker kulit.
Ahli pun sudah wanti-wanti pada kita untuk lebih waspada.
Yuk, cari tahu bersama.
Dokter memperingatkan cuaca panas dengan suhu makin tinggi, berpotensi meningkatkan kasus kanker kulit yang berisiko mematikan seperti melanoma
Oleh sebab itu, mereka mengkhawatirkan, jika orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu di bawah sinar Matahari dan terpapar radiasi UV yang lebih besar.
“Sebagai seorang dokter yang merawat pasien dengan melanoma, saya benar-benar khawatir bahwa tren berkelanjutan di musim panas yang lebih panas akan menyebabkan lebih banyak kasus dan kematian akibat melanoma,” papar profesor onkologi medis di University of Sheffield, Sarah Danson.
Dijelaskan oleh ilmuwan klinis yang memimpin kelompok penelitian di University of Leeds, Julia Newton-Bishop, melanoma adalah penyakit yang disebabkan sengatan sinar Matahari.
Baca Juga: 3 Kandungan Berbahaya dalam Tissue Tiolet Jika Dipakai Menyeka Organ Intim, Bisa Sebabkan Kanker
"Cuaca saat ini sangat ekstrem sehingga saya khawatir bahwa sengatan Matahari akan meningkat dan kemudian insiden penyakit ini (kanker kulit) juga akan meningkat," ujarnya dilansir dari The Guardian, Minggu (14/8/2022).
Sementara itu, pakar ilmu iklim di University of Bristol Prof Dann Mitchell menuturkan, hubungan antara cuaca yang lebih panas dan kesehatan mungkin terjadi secara tidak langsung.
Namun salah satu tanda paling jelas dari perubahan iklim, katanya, adalah suhu yang meningkat di sepanjang tahun.
Kondisi tersebut pada akhirnya mengubah pola perilaku masyarakat.
Misalnya saja di Inggris, yang mana masyarakatnya cenderung lebih sering keluar rumah saat suhu panas.
"Hal ini menyebabkan lebih banyak paparan sinar Matahari sepanjang tahun, dan yang terpenting lebih banyak paparan bagian UV dari sinar matahari itu, yang merupakan faktor risiko kanker kulit," terang Mitchell.
Melonjaknya prevalensi kanker kulit Menurut data dari Cancer Research UK, tingkat kematian akibat kanker kulit di kalangan pria di Inggris telah meningkat lebih dari tiga kali lipat sejak tahun 1970-an.
Peningkatan kasus tersebut juga tercatat di kalangan wanita.
Pihaknya menduga, hal itu mungkin karena sejumlah faktor termasuk paparan sinar Matahari yang lebih sering selama periode liburan.
Senada dengan ahli lainnya, Michelle Mitchell, kepala eksekutif Cancer Research UK menekankan kulit yang terbakar sinar Matahari dapat melipatgandakan risiko kanker kulit.
Di sisi lain, Karis Betts, yang merupakan manajer informasi kesehatan senior di Cancer Research UK mengatakan, masih terlalu dini untuk mengetahui dampak gelombang panas baru-baru ini pada kasus kanker kulit.
Sebab, kanker biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang.
“Penting untuk diingat, bahwa sinar ultraviolet dari Matahari dan bukan panasnya yang menyebabkan kulit terbakar dan kanker kulit," ujar Betts.
"Matahari bisa cukup kuat untuk membakar dari pertengahan Maret hingga pertengahan Oktober di Inggris, baik itu gelombang panas atau bukan,” lanjutnya.
Danson mengatakan, ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan sinar Matahari dan sengatannya, yakni menghindari paparannya dari jam 11 pagi hingga jam 3 sore, duduk di tempat teduh, memakai kemeja dan topi, serta selalu mengoleskan kembali tabir surya.
"Siapa pun yang khawatir tentang tahi lalat baru atau yang berubah bentuknya, harus segera mencari saran dari dokter umum mereka karena diagnosis dini sangat penting dan kami memiliki perawatan yang tersedia," jelas Danson.
Kanker memang menjadi mimpi buruk bagi setiap orang, sebab untuk melawan penyakit ini tidak mudah.
Banyak orang yang gagal melawan penyakit ini, walaupun ada juga yang berhasil.
Kanker kulit seperti yang menyerang Adara bisa disebabkan oleh berbagai hal.
Mulai dari tidak menggunakan tabir surya, merokok, menggunakan ponsel secara berlebihan, duduk terlalu lama, menggunakan make-up berlebihan, sampai pola makan buruk.
Lantas, pola makan seperi apa yang bisa menyebabkan kanker kulit?
Salah satu yang paling utama adalah kebiasaan jarang makan sayur dan buah.
Kenapa?
Jarang makan buah dan sayur bisa membuat sel-sel kulit jadi lebih lemah dan terserang sel kanker.
Sel kanker mungkin tumbuh dan berkembang biak pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Buah dan sayuran mengandung banyak antioksidan.
Antioksidan diketahui bisa mencegah sejumlah kanker, termasuk kanker kulit.
Mulai sekarang rajin-rajin lah mengonsumsi buah dan sayur, sebab kanker kulit bisa muncul jika Anda jarang makan buah dan sayur.
Jadi, pastikan mengonsumsi buah dan sayuran setiap hari.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cuaca Panas Berisiko Tingkatkan Kanker Kulit, Ini Kata Dokter"
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR