Tidak ada ventilasi udara segar karena semua ventilasi, jendela, dan pintu pada ruangan harus tertutup saat AC dinyalakan.
Karena itu, emisi karbon dioksida dan tubuh manusia secara bertahap menumpuk di udara sepanjang waktu.
AC juga menghilangkan kelembapan dari udara sehingga udara menjadi kering.
Akibatnya, kulit menjadi kering, bersisik, dan gatal.
Bahkan, menyebabkan iritasi mata dan kesulitan bernapas pada banyak orang.
AC juga dapat menyebabkan seseorang mengalami sick building syndrome (SBS), yakni serangkaian keluhan saat beraktivitas di dalam bangunan.
SBS dikaitkan dengan ketidaknyamanan akut, dari sakit kepala, iritasi mata, hidung, tenggorokan, batuk kering, pusing dan mual, hingga kelelahan, yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas.
SBS bisa dihasilkan dari efek penggunaan AC, khususnya AC central.
Penyebab utamanya adalah ventilasi yang tidak memadai serta kontaminan kimia seperti senyawa organik volatil (VOC).
Selain itu, ada pula kontaminan biologis yang sering dikaitkan dengan aksi bakteri dalam akumulasi partikel kulit dan bahan biologis lainnya dalam saluran serta komponen AC.
Melansir Kompas.com, Bell's Palsy cenderung terjadi secara tiba-tiba dan biasanya timbul rasa nyeri di belakang telinga yang mendahului kelumpuhan tersebut satu atau dua hari sebelumnya.
Bell’s Palsy sendiri merupakan kelainan yang umum terjadi pada semua usia mulai dari bayi hingga remaja dan orang tua.
Penyakit ini awalnya disebabkan oleh virus Herpes simplex, virus varicela-zoster, virus Epstein-Barr, virus Mumps (Gondongan).
Ada juga yang menyebut kalau orang dapat terkena penyakit ini karena seringnya terkena angin secara langsung.
Seperti kontak langsung dengan kipas angin atau AC di dalam mobil.
Samuel pun mengaku memang sering terkena angina malam lantaran jadwal shootingnya.
Tapi, menurut dokter, angin malam tidak secara langsung berpengaruh pada Bell’s Palsy.
Hanya saja, pulang malam terlalu sering mungkin menurunkan imunitas sehingga tubuh jadi lebih mudah terserang penyakit ini.
Sebagian Artikel Ini Dibuat dengan Bantuan Kecerdasan Buatan
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR