Dilansir dari Kompas.com, sejak tahun 1980-an banyak masyarakat yang menjadikan gulai tikungan ini sebagai destinasi kuliner favorit mereka.
Yang menjadikan gultik ini selalu ramai adalah rasa dari gulai itu sendiri. Gulai yang dijual di kawasan ini merupakan gulai sapi.
Pedagang menggunakan beberapa bagian sapi seperti urat, tetelan, lemak, hingga jeroan.
Gulai dengan kuah santan yang tidak begitu kental dan rasanya yang gurih disiramkan diatas sepiring nasi, ditambah taburan bawang goreng, kecap, dan kerupuk. Untuk Anda yang menyukai pedas, Anda bisa meminta sambal pada pedagang.
Rasanya memang sederhana namun tetap menggugah selera. Gurihnya gulai dipadu dengan manisnya kecap dan pedasnya sambal cukup untuk membuat ketagihan.
Adanya sebutan tikungan menandai awal mula pedagang yang menempati tikungan di sekitar kawasan Blok M di sepanjang Jl. Mahakam dan Jl. Raya Bulungan.
Gareng, salah satu pedagang gultik menjelaskan, nama gulai tikungan memang awalnya merujuk pada tempat jualannya.
"Kami mangkal persis di tikungan Jalan Bulungan sana. Sekarang pindah di sini, depan tikungan Plaza Blok M,” jelasnya pada KONTAN saat ditemui di lapaknya.
Kini, Gareng pun melihat pedagang gultik makin banyak dibanding saat pertama kali dirinya membuka lapaknya.
Banyak pedagang gultik yang baru bergabung sejak beberapa tahun belakangan. Sementara, pedagang lama sudah mewariskan usahanya pada generasi kedua.
Gareng sendiri mulai bejualan sejak 1990. "Waktu itu Blok M masih sepi, belum ramai seperti sekarang. Hanya ada lima pedagang gultik yang bareng-bareng dagang sama saya dulu," kenangnya.
Baca Juga: Tak Hanya Gultik! Ini 5 Tempat Makan Di Blok M yang Wajib Dikunjungi
Source | : | Kompas,kontan |
Penulis | : | Dok Grid |
Editor | : | optimization |
KOMENTAR