Keberadaan timlo di Indonesia telah ada sejak sebelum Indonesia merdeka.
Buktinya dengan adanya buku resep masak Poetri Dapoer yang mencatat mengenai cara penyajian dan bahan masakan timlo.
Masyarakat di Solo banyak yang mempelajari tata cara memasak timlo hingga akhirnya menjadikan makanan tersebut ciri khas kota Solo.
Ketika masih bernama kimlo, masyarakat ketika itu cukup kesulitan menyebut namanya.
Namun seiring waktu huruf K pada Kimlo berubah menjadi T sehingga disebutlah Timlo.
Sejarawan Kota Surakarta, Heri Priyatmoko menuturkan bahwasanya makanan timlo berasal dari Cina.
Namun seiring perkembangannya masakan timlo tidak hanya dikonsumsi oleh warga China saja, bahan dan adonan masakan pun diubah dan disesuaikan.
Pada awal eksistensinya di zaman kolonial, para pedagang Cina di Solo memperkenalkan Timlo dengan daging babi sebagai bahan dasar utama.
Timlo kemudian disajikan memakai telur dan daging ayam.
Maka masyarakat muslim di Solo sudah tidak lagi khawatir mengonsumsinya.
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR