Yakni Pusat Pelatihan International dan Peternakan Model untuk produksi dan manajemen telur yang pertama di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara.
“Kami sangat senang Super Indo mengirimkan para pemasok telur ayamnya untuk mengikuti pelatihan cage free ini. Kami lihat cage free sistem ini adalah model. Jadi model yang bisa digunakan untuk pendidikan maupun dipergunakan dalam bisnis," papar Prof. Ir. Budi Guntoro, SPt., MSi., PhD., IPU., ASEAN Eng., Dekan Fakultas Peternakan UGM.
Ketika berbicara tentang peternakan ayam, lanjut Prof Budi, terdapat 3 sistem yang dapat diterapkan.
Pertama, konvensional yang dijumpai kebanyakan peternak baik kecil maupun skala industri yang bersangkar satu-satu.
Kedua, acage free system ini memberikan luasan yang berbatas. Yaitu disediakan sangkar yang alamiah, sehingga ayam bisa bertengger, bertelur dengan nyaman.
Ketiga, free range. Memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada ayam untuk bisa bergerak secara menyeluruh.
"Perlakuan terhadap ternak merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan kualitas telur, di samping treatmen pakan dan kebersihan lingkungan. Terima kasih kepada Super Indo yang 2-3 langkah bisa menatap masa depan dan mempunyai segmen pasar sendiri," tandas Prof. Budi.
Baca Juga: Cara Ampuh Bikin Telur Jadi Menu Sarapan Berkelas Dengan Resep Scramble Egg Komplet
Baca Juga: Nafsu Makan Berkurang? Hadirkan Resep Telur Dadar Kacang Polong Untuk Jadi Cara Mengatasinya
KUALITAS TERBAIK TELUR AYAM BEBAS SANGKAR
Berdasarkan Outlook Komoditas Peternakan Telur Ayam Ras Petelur, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2022, di tahun 2023 konsumsi nasional diperkirakan sebesar 5,59 juta ton dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2026 menjadi 5,78 juta ton, dengan rata-rata pertumbuhan 1,16% per tahun.
Menurut Food & Agriculture Organization, Indonesia merupakan negara produsen telur terbesar ke-7 di dunia.
Survei penilaian kebutuhan produsen Global Food Partners baru-baru ini menemukan, produsen telur di Indonesia membutuhkan dukungan para ahli tentang cara transisi dari sistem kandang konvensional ke produksi bebas sangkar.
“Pelatihan ini merupakan implementasi dari poin kerjasama GFP bersama Super Indo dan UGM. Kerjasama yang telah dilakukan tentu bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kapasitas produsen telur ayam Super Indo akan sistem cage free," ujar Kristina Yolanda, Indonesia Program Manager Global Food Partners (GFP).
Selain itu, imbuh Kristina, harapannya para produsen telur ayam yang Super Indo kirimkan mendapat pembelajaran dan praktik terbaik dalam manajemen serta produksi telur ayam bebas sangkar, sehingga nantinya ilmu yang mereka peroleh dapat diterapkan di peternakan mereka masing-masing.”
Sangat penting bagi Super Indo, kata Yuvlinda, untuk memastikan telur ayam yang tersedia di semua gerainya berkualitas baik dan memiliki standar kemananan pangan serta kesejahteraan hewan.
"Kami akan menggunakan upaya terbaik untuk mempromosikan telur ayam bebas sangkar. Dengan meningkatkan produksi cage free egg di dalam negeri, kami berharap tak ada lagi keterbatasan dalam ketersediaan, keterjangkauan dalam waktu dekat, dan penerimaan pasar yang semakin tinggi. Semoga pelatihan ini dapat bermanfaat bagi pemasok telur ayam Super Indo dan nantinya bisa diimplementasikan dengan baik.” tutup Yuvlinda.
Source | : | SUPER INDO |
Penulis | : | Intan Yusan S |
Editor | : | Intan Yusan S |
KOMENTAR