Mungkin saat perayaan Imlek, Anda diundang makan oleh saudara, kerabat, atau rekan bisnis dalam jamuan makan. Pada jamuan makan tradisi China ada etika yang harus Anda perhatikan. Apa saja sih?
Sebagai tamu, jangan pernah Anda memulai makan sebelum tuan rumah yang memulainya.
Tradisi China mengajarkan untuk mengambil sedikit dari setiap jenis makanan yang dihidangkan. Ini akan membuat Anda terlihat sopan di mata tuan rumah.
Etika Jamuan Makan Tradisi China selalu menawarkan makanan atau teh kepada orang lain terlebih dahulu baru mengambil untuk diri sendiri. Jika ingin menambahkan teh, jangan menginterupsi tamu lain yang sedang berbicara, langsung saja tuangkan teh pada kerabat Anda. Mereka akan memukulkan tiga jari mereka pada meja sebagai tanda terimakasih.
Jangan mengangkat piring hidangan untuk mengambilnya. Anda dapat menggunakan sumpit menyebrangi meja untuk mengambil hidangan yang disajikan.
Etika jamuan makan tradisi China juga mengajarkan jangan tinggalkan cangkir dan mangkuk benar-benar kosong, karena akan membuat pemilik rumah merasa bahwa makanan yang mereka sediakan tidak cukup.
Jangan pernah mengambil potongan terakhir pada hidangan yang tersaji. Hal ini dianggap sebagai sial dan kemungkinan Anda akan dianggap terlalu lapar. Ini adalah tanggung jawab tuan rumah agar mempersilahkan para tamu untuk mengambil potongan terakhir tersebut sambil berkata “Silahkan ambil agar tidak sia-sia.”
Jangan letakan sumpit secara vertikal maupun horizontal di atas nasi Anda! Hal ini menandakan kematian dalam tradisi China. Anda juga tidak diperkenankan menusukan sumpit anda pada nasi Anda secara tegak, karena cara ini adalah cara orang China meletakkan dupa pada upacara kematian. Letakkan sumpit Anda pada tempat sumpit yang telah disediakan.
Jangan bicarakan bisnis pada saat makan! Bicarakan saja hal-hal baik lainnya.
Gunakan kedua tangan untuk mengangkat cangkir ketika sedang melakukan toast untuk menunjukkan rasa hormat Anda.
Seporsi buah menandakan acara makan telah selesai. Tamu kehormatan harus menjadi yang pertama datang dan yang pertama meninggalkan tempat.
Ghitha
KOMENTAR