SajianSedap.com - Asal usul pepes ternyata dari tanah Pasundan. Orang Sunda menamai hidangan yang dibungkus daun ini dengan nama “pais”. Bahan utama untuk membuat pepes ini bisa apa saja. Seperti kebiasaan orang Sunda yang selalu memanfaatkan alam, mereka mengisi pepesnya dengan apa yang ada. Ikan dari kolam, tahu, jamur yang tumbuh di ladang atau hutan, bahkan ampas miyak kelapa pun bisa diubah menjadi pepes. Bahan yang ada ini dipandu bumbu yang mereka tanam di halaman seperti kunyit, serai, dan daun salam, kemudian dibungkus dengan daun pisang.
Awalnya pepes dimasak dengan waktu sangat lama. Minimal 8 jam karena dimatangkan dengan cara ditaruh di atas abu hawu (kayu) panas sehingga makanan yang dipepes matang perlahan-lahan. Pemepesan yang lama ini membuat pepes menjadi kering, bumbunya meresap, dan keharuman yang timbul dari aroma bakaran daun dan kayu jadi sangat menggiurkan.
Tak ada yang tahu kapan tepatnya pepes sudah mulai dikenal atau biasa disantap orang Sunda. Tapi kalau melihat cara membuat dan proses mematangkannya yang sederhana, bisa dipastikan usianya sudah sangat tua.
Proses mematangkan pepes yang lama ini memungkinkan para ibu yang bekerja di ladang atau sawah sambil memasak. Tinggalkan saja pepes di dalam abu hawu panas sementara mereka bekerja. Selesai bekerja, pepes pun sudah matang.
Sampai saat ini pepes Sunda yang asli masih bergantung pada kayu, walaupun tidak dimatangkan di dalam abu. Pepes sekarang dikukus dulu untuk menghemat waktu. Tapi, pepes yang enak tetap wajib dikukus dengan bahan bakar kayu.
Nah, begitulah asal usul pepes. Mari kita lestarikan budaya kuliner yang luar biasa ini dengan cara memperkenalkan hidangan ini pada anak dan cucu. Makin sering kita menyuguhkannya di rumah, makin kenal mereka dengan hidangan warisan nenek moyang ini. (MM/ SAA)
KOMENTAR