SajianSedap.com – Bir Pletok ada sejak zaman kolonialisme Belanda. Masyarakat Betawi membuat bir sendiri dan pasti bukan minuman beralkohol. Kemudian Bir Pletok lahir sebagai minuman tradisional asal Betawi. Ya, Bir Pletok, bir tradisional dari Jakarta!
Sebuah tabung bambu adalah kemasan asli dari Bir Pletok. Minuman ini dibuat dari beberapa rempah-rempah, seperti jahe, serai, daun pandan, lada hitam, kapulaga, cabe, kayu manis, daun jeruk, cengkeh, kayu secang, pala, adas, dan gula yang direbus dengan air hingga semua sarinya keluar dan mendidih. Kemudian, cairan bir dimasukkan ke dalam tabung bambu dan diisi beberapa es batu. Setelah itu bambu kocok selama 1 - 2 menit yang akan mengeluarkan suara "pletak-pletok". Proses inilah yang membuat minuman ini dikenal sebagai Bir Pletok.
Jakarta tumbuh menjadi kota besar antara tahun 1970 - 1990-an, popularitas Bir Pletok juga timbul tapi sayangnya generasi Betawi memiliki pendapat lain tentang hidup modern. Berbagai merek bir internasional masuk dan menyerbu Jakarta yang membuat popularitas Bir Pletok tenggelam perlahan.
Minuman beralkohol menjadi lebih populer di Jakarta dan membuat Bir Pletok hanya bisa ditemui pada saat-saat tertentu saja, seperti pada acara pernikahan tradisional, acara budaya, dan lain-lain. Tapi, jika ingin mencoba minuman ini, dapat mengunjungi Setu Babakan dalam desa budaya Betawi. Minuman ini cocok disajikan dengan kue tradisional Betawi seperti, Ketan Bakar, Kue Talam, dan lain-lain.
Kini untuk alasan praktis, Bir Pletok dikemas ke dalam botol seperti limun atau minuman instan lainnya. Bahan-bahan yang digunakan pada Bir Pletok botolan tetap sama dengan Bir Pletok dari tabung bambu, tapi sensasinya berbeda karena tidak dapat mendengar suara "pletak-pletok" yang khas saat membuat minuman tersebut. Minuman ini akan tetap segar selama tiga hari hingga seminggu di suhu ruang. Bahkan bisa lebih lama lagi jika disimpan dalam lemari pendingin. (SCI/ dari berbagai sumber)
FOTO: PHOTO.NAVI-PON.COM
KOMENTAR