SajianSedap.id – Camilan keripik kemasan pasti jadi incaran setiap ke minimarket atau supermarket.
Tapi pastinya Anda sering memilah-milah mana keripik kemasan yang paling berat.
Dengan begitu, kita tahu kalau isinya memang banyak dan bukan hanya angin.
BACA JUGA: Soimah Nikmati Makanan Ndeso Ini Kala Mudik, Sampai Rela Hanya Pakai Daster!
Pasalnya banyak merek keripik kemasan yang begitu dibuka, isinya hanya ada di dasar kemasan dan lebih banyak ruang kosong alias angin.
Tidak jarang hal tersebut diprotes.
Tapi ternyata ada alasan kenapa keripik kemasan dibungkus dengan banyak angin di dalamnya.
Angin itu pun ada gunanya, lo!
Yuk, langsung cari tahu di bawah ini!
BACA JUGA: Komentari Makanan Mewah Maskapai Penerbangan, Syahrini: “Kok, Jadi Pelit Begini, Sih?”
Tidak Berbahaya, Justru Penting
Banyak yang sering merasa tertipu karena keripik kemasan berbentuk menggembung, namun saat dibuka, isinya hanya sedikit.
Namun dilansir NDTV, sebuah produsen makanan menjelaskan alasan masuk akal mengapa keripik kemasan banyak berisi angin.
Angin di dalam kemasan tersebut ternyata bukan angin biasa, melainkan nitrogen.
Kenapa harus ditambahkan nitrogen?
Nitrogen berguna untuk mencegah keripik teroksidasi yang bisa membuat keripik jadi cepat lembab atau bahkan basi.
BACA JUGA: Ajaib! Si Aromatik Petai Bisa Bantu Atasi Gangguan PMS, Lo!
Selain itu, nitrogen juga bisa membuat keripik bertahan sekitar 40 sampai 55 hari.
Jadi meski tanpa pengawet buatan, keripik bisa tahan lama.
Kalau diisi oksigen, zat tersebut cenderung menyebabkan perubahan kimia dan malah akan merusak keripik.
Pertanyaannya, berbahayakah nitrogen tersebut untuk kita?
Ternyata udara yang kita hirup 78 persennya adalah nitrogen sehingga tidak akan memiliki efek berbahaya bagi tubuh.
Sekarang paham kan, kenapa keripik kemasan berisi angin?
Ternyata semua itu dibuat sedemikian rupa untuk memuaskan pelanggan juga.
Jadi jangan sebal dulu, ya!
BACA JUGA: Yakin Dispenser Di Rumah Bersih? Tiru Cara Mudah Membersihkannya
Source | : | NDTV |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Editorial Sajian Sedap |
KOMENTAR