SajianSedap.id - Seorang siswa 18 tahun dilaporkan meninggal karena menderita kanker perut setelah mengonsumsi mi instan setiap malam.
Dikutip dari news.seehua.com (16/10) via World of Buzz, remaja yang tidak disebutkan namanya ini mulai mengembangkan kebiasaan tidak sehatnya semenjak SMA.
Ia akan memasak sebungkus mi instan tiap kali belajar pada tengah malam dan memakannya.
Akhirnya, ia lulus SMA dan berhasil masuk ke universitas, tetapi ada pengorbanan besar yang ia lakukan untuk sampai ke sana.
Ia mulai menunjukkan gejala seperti perut kembung, mual, dan sakit perut.
Keluarganya pun menjaid khawatir karena kondisi kesehatannya semakin memburuk.
Baca Juga : Heboh Meghan Markle Sedang Mengandung Bayi Kembar, Lima Bahan Makanan Ini Sebaiknya Dijauhi Ibu Hamil
Pihak keluarga kemudian membawanya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.
Secara mengejutkan, ia didiagnosis menderita kanker perut stadium akhir.
Hanya ada sedikit harapan baginya untuk bertahan hidup karena kanker telah menyebar ke organ-organ lain.
Setelah setahun berjuang melawan kanker, ia akhirnya meninggal dunia.
5 Fakta Mi Instan
Mi instan mungkin saat ini menjadi makanan favorit sebagian besar masyarakat Indonesia.
Makanan yang cocok disantap dengan beberapa irisan cabai rawit dan telur ini seakan menjadi primadona bagi sebagian besar masyarakat tanah air.
Baca Juga : Terlilit Hutang Lebih dari 1 Triliun Rupiah, Perusahan Teh Sariwangi Resmi Dinyatakan Pailit
Namun, mi instan rupanya menyimpan fakta yang tak banyak diketahui oleh para penikmatnya.
Berikut beberapa fakta mi instan seperti dikutip dari BolaStylo.com yang dilansir dari Hello Sehat.
1. Makan mi instan tidak bisa menggantikan makanan pokok
Meski Anda sudah menyantap satu atau dua porsi mi instan dalam satu kali makan, makanan ini tetap tidak bisa menggantikan makanan pokok.
Dalam hal ini makanan penuh yang dimaksud adalah menu lengkap dengan gizi seimbang seperti makanan pokok, sayur, protein nabari, dan protein hewani.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
2. Mi instan di Indonesia sudah ditambah gizi penting
Seiring dengan banyaknya jumlah penikmatnya, mie instan di Indonesia dinilai sebagai produk pangan yang tepat dilakukan fortifikasi.
Fortifikasi adalah upaya yang dilakukan untuk menambahkan satu atau lebih zat gizi mikro ke dalam suatu produk pangan yang bertujuan untuk mencegah kekurangan suatu zat gizi di masyarakat.
Zat gizi yang ditambahkan ke dalam me instan Indonesia yakni zat besi, zinc, vitamin A, dan beberapa jenis mineral lainnya.
Baca Juga : Setiap Malam Selalu Mengonsumsi Mi Instan, Seorang Pelajar Ditemukan Meninggal dengan Kondisi Mengenaskan
3. Kandungan natrium yang sangat tinggi
Penderita hipertensi umumnya tidak boleh mengkonsumsi mi instan karena kandungan natrium yang sangat tinggi.
Satu bungkus mi instan tinggi yaitu berkisar antara 600-1500 mg.
Sementara orang yang sehat saja dianjurkan hanya mengonsumsi natrium sebanyak 1500 mg per hari.
4. Makan mi instan terlalu sering terbukti bisa menyebabkan penyakit jantung
Seorang profesor bidang gizi dan epidemiologi dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa sebenarnya tidak masalah mengonsumsi mi instan sekali atau dua kali dalam sebulan.
Tetapi jika setiap minggu dilakukan, maka hal tersebut yang sangat berisiko menimbulkan berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi, stroke, jantung, diabetes, kanker.
Baca Juga : Putra Suksesnya Jadi Mualaf Demi Nikahi Rini Yulianti, Makanan Ini Jadi Bukti Restu Sang Mertua
5. Air rebusan mi instan tidak berbahaya
Air rebusan mie instan rupanya mengandung zat-zat gizi yang telah ditambahkan sebelumnya. Ketika proses merebus, sebagian zat gizi larut dalam air dan kemudian hilang dari mi instan.
Nemun, makan mi instan tetap tidak boleh terlalu sering karena mi instan bukan makanan penuh zat gizi.
Baca Juga : Resep Sajian Sederhana Enak ala Farah Quinn, Bikin Martabak Daging Jadi Makin Mudah!
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | bolastylo.bolasport.com |
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR