"Kami menduga mikroplastik pada garam berasal dari air laut yang memang sudah tercemar.
Selain itu, ada juga kemungkinan masuknya mikroplastik setelah pemanenan karena banyak menggunakan plastik," kata dia.
Sementara itu, penelitian tim Unhas dilakukan di tambak garam Janeponto, Sulawesi Selatan.
Mereka mengambil sampel air, sedimen, dan garam pada tambak yang airnya bersumber dari saluran primer air laut.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini
"Ada delapan titik yang di-sampling dengan dua kali ulangan, jadi kami kumpulkan 16 sampel air dan sedimen," jelas Guru Besar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas, Akbar Tahir.
Akbar melanjutkan, sebanyak tujuh sampel garam yang diteliti positif mengandung plastik mikro dengan total kontaminasi 58,3 persen.
Sedangkan 11 dari 16 sampel air yang diteliti mengandung 31 partikel plastik mikro.
Tingkat kontaminasinya secara keseluruhan sebesar 68,75 persen.
Untuk sedimen, dari 16 sampel yang diperiksa ditemukan 41 partikel plastik mikro dengan tingkat kontaminasi 50 persen.
Baca Juga : Ini Dia Pelengkap yang Disuka Sejuta Umat, Tempe Goreng Lada Garam!
"Total kontaminasi ini dihitung dari jumlah sampel positif terhadap total sampel yang diteliti," kata Akbar.
Mencemari ikan teri
Reza menduga pencemaran mikroplastik pada air laut berasal dari plastik sekali pakai, plastik dari jaring nelayan, atau pakaian.