SajianSedap.com - Melihat masih begitu banyaknya masyarakat di Indonesia yang kerap membuang-buang makanan, membuat Herman Andryanto dan Astrid Paramita tergerak untuk ikut mengurangi jumlah pembuangan makanan yang masih layak makan.
Hati Herman dan Astrid tersentuh melihat masih banyak orang Indonesia yang sering membuang-buang makanan, padahal masih layak makan.
Baca Juga : Menyedihkan! Selama 15 Tahun, Nenek Ini Tinggal Di Bekas Kandang Ayam yang Penuh Sampah
Apalagi mereka melihat fakta bahwa ternyata Indonesia berada di peringkat kedua di dunia sebagai negara yang paling banyak melakukan pembuangan makanan.
“Bayangkan, Indonesia menduduki peringkat ke-2 pembuang makanan terbesar di dunia. Sementara itu, ada 19 juta penduduk Indonesia yang kelaparan. Menurut saya, ini enggak make sense. Di satu pihak ada yang suka membuang-buang makanan, di pihak lain ada yang membutuhkan makanan. Nah, maka kami ingin ikut mengurangi limbang pembuangan makanan ini.”
Food Cycle untuk Zero Waste
Setelah melalui berbagai pemikiran, akhirnya mereka mendirikan sebuah komunitas yang diberi nama Food Cycle.
Ada 3 kegiatan utama Food Cycle, yakni re-distribusi, re-produksi, dan recycle.
Baca Juga : Mobil di Depannya Buang Sampah Botol Air Mineral Sembarangan, Reaksi Andrew White Ini Mengejutkan!
Re-distrbusi adalah kegiatan mengumpulkan limbah makanan, misalnya dari acara pernikahan.
Memang, tak semua jenis makanan bisa dikumpulkan oleh komunitas Food Cycle karena mereka pun memiliki beberapa kriteria.
“Tak sembarang makanan kami ambil. Tim kami akan melihat dan memeriksanya terlebih dahulu, apakah masih layak untuk dibagikan kepada yang membutuhkan dan lebih berhak atau tidak,” jelas Herman.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Setelah mengumpulkan limbang makananyang masih layak makan, Herman dan tim lalu menyalurkan makanannya, bekerja sama dengan 4 lembaga non-profit, seperti Yayasan Lumbung Pangan (Food Bank Indonesia), Sahabat Anak, KDM atau asrama anak jalanan, serta Gerakan Berbagi Nasi.
Baca Juga : Terdampar 9 Hari Setelah Jadi Korban Tsunami Selat Sunda, Pria Ini Bertahan Hidup dengan Makan Sampah
“Setiap 1 minggu sekali kami pasti melakukan kegiatan pengumpulan makanan yang masih layak makan 3 hingga 4 pesta pernikahan,” ungkap Herman yang saat ini dibantu oleh 6 orang anggota tim dan 7 voluntir.
Selain itu, komunitas Food Cycle jugamemproduksi kue bolu dari pisang yang sudah terlalu matang dan tak layak jual lagi di pasaran.
Kue pisang ini mereka beri nama Manna Cake dan sudah masuk hingga ke Cafe, lo. (Aniza P)
Baca Juga : Jangan Dibuang! Sampah Dapur Ini Ternyata Bisa Menggantikan Posisi Pengharum Ruangan