SajianSedap.com - Kota Surabaya semakin hari tampak semakin hijau dan asri.
Banyak lahan kosong di kota ini diubah menjadi taman kota yang cantik.
Salah satu yang populer adalah Taman Bungkul.
Taman yang berhasil meraih predikat sebagai taman kota terbaik se-Asia tahun 2013 ini memiliki banyak kegiatan, terutama di akhir pekan.
Tak ketinggalan, terdapat pula sentra pedagang kaki lima (PKL) yang tertata rapi di taman kota ini, yang menawarkan aneka makanan khas Jawa Timuran.
Baca Juga : Anak Banjir Hujatan, Ibu Ayu Ting Ting Justru Diundang Konferensi Wanita PBB Karena Sukses Bisnis Kuliner
1. Pecel Semanggi, Sambal Pecel Nan Legit Plus Kerupuk Puli
Area Taman Bungkul, Surabaya, Jawa TimurBuka: Senin-Sabtu, pukul 11.00-17.00, Minggu, pukul 06.00-12.00 WIB
Ingin mencicipi pecel semanggi? Sejak lama, sajian khas Surabaya ini dijajakan secara berkeliling.
Namun setiap hari Minggu ketika digelar acara car free day di Taman Bungkul, Anda bisa dengan mudah menemukan para penjualnya yang menjajakan pecel semanggi di trotoar atau area lapang taman kota.
Mereka menggunakan bakul anyaman beralas daun, dengan satu plastik besar berisi kerupuk puli sebagai pelengkap sajian pecel semangginya.
Bahan utama pecel semanggi tentu saja daun semanggi muda yang dikukus.
Sayuran pendukung lainnya, ada kecambah dan kangkung yang juga dikukus.
Baca Juga : Cuma Sejam dari Jakarta, Yuk Cobain Kuliner Seru dan Murah di Cibubur
Sayuran ini ditata di atas pincuk daun pisang lalu disiram bumbu pecel.
Bumbu atau sambal pecelnya terbuat dari kacang tanah goreng yang sudah dihaluskan bersama cabai, bawang merah, bawang putih, gula merah, garam, sedikit petis, plus ketela rambat (ubi) yang dikukus hingga tekstur sambal pecelnya tampak kental, lembut, dan legit.
Saat disajikan, pecel semanggi dilengkapi kerupuk puli (ketan) yang lebar.
Selain sebagai pelengkap, kerupuk ini juga bisa difungsikan sebagai sendok untuk menyantap pecel semanggi.
Di Taman Bungkul, penjual pecel semanggi kebanyakan berasal dari Tandes, daerah yang terkenal dengan sebutan Kampung Semanggi.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Salah seorang penjual pecel semanggi di Taman Bunvgkul adalah Deasy, asal Tandes.
“Saya biasa jualan siang. Tapi khusus hari minggu, saya sudah mulai jualan sejak subuh,” tutur Deasy, yang sudah 5 tahun berjualan pecel semanggi di Taman Bungkul.
Seporsi pecel semanggi harganya Rp 10 ribu, sudah termasuk 2 buah kerupuk puli.
Baca Juga : Wisata Kuliner di Taman Apsari, Surabaya, Dari Sedapnya Nasi Krengsengan Hingga Roti Khas India Kaya Rempah
2. Rawon Kalkulator, Sensansi Bersantap Rawon “Hitung Cepat”
Jl Raya Progo, Taman Bungkul, Surabaya, Jawa Timur Buka: setiap hari, pukul 11.00-23.00 WIB
Jangan bingung ketika mendengar namanya yang unik, Rawon Kalkulator.
Warung makan ini tidak menjual kalkulator yang dimasak menjadi rawon, lo!
Jadi, rawon yang tersedia di sini sebenarnya sama saja dengan rawon lainnya, berkuah hitam dan menggunakan bahan uatam daging sapi.
Lalu, kenapa populer dengan nama rawon kalkulator?
Nama ini muncul lantaran para pegawai di warung makan ini memiliki keunikan tersendiri.
Yakni terbaisa menghitung jumlah harga pesanan secara cepat, tanpa menggunakan alat hitung kalkulator.
Baca Juga : Bangun Bisnis Kuliner, Dhini Aminarti Akui Berkali-kali Uji Resep Kue
Saking cepatnya dalam menghitung, para pengunjung akhirnya menyamakan mereka dengan kalkulator.
Warung makan Rawon Kalkulator ini terletak di Jalan Raya Progo, Surabaya atau tepat berada di dalam sentra PKL Taman Bungkul.
Seporsi rawonnya terdiri dari sepiring nasi putih hangat dengan toping potongan daging sapi yang empuk, yang diguyur kuah rawon hangat berwarna kehitaman nan gurih kaya rempah.
Tak lupa, diberi taburan kecambah pendek di atasnya.
Anda bisa menambah lauk pelengkap lainnya, seperti paru, tempe goreng, empal, telur asin, atau perkedel kentang.
Seporsi rawon di sini harganya Rp 20 ribu.
Baca Juga : Takut Wisata Kuliner Di Korea Selatan? Ini Dia Halal Food Rekomendasi Yang Bisa Ditemukan Di Seoul!
3. Warung Ema Jaya, Siap Layani 24 Jam Di Bulan Ramadan
Jl Raya Progo, Taman Bungkul, Surabaya, Jawa TimurBuka: setiap hari, 24 jam
Di sentral PKL Taman Bungkul, terdapat sebuah warung makan sederhana yang tak pernah sepi pengunjung.
Namanya Warung Ema Jaya, milik Gami (55), yang sudah merintis usaha ini sejak 1980.
Dibantu 7 orang pegawai, warung ini buka 24 jam setiap harinya.
Menu yang tersedia di sini adalah aneka menu khas rumahan.
Sepeti sayur bening, lodeh, oseng-oseng, urap, pecel, rawon, dan masih banyak lagi.
Bicara soal menu, Gami mengatakan, beberapa menu favorit pengunjung di antaranya nasi pecel, rawon, nasi campur, hingga aneka penyetan.
Baca Juga : Pamer Kulineran di Surabaya, Maia Estianty Penuhi Permintaan Dul Untuk Jenguk Ahmad Dhani?
Aneka menu favorit ini dapat dinikmati bersama aneka lauk lain, seperti telur dadar, ayam goreng, tahu dan tempe goreng, atau rempeyek udang.
“Menu yang tersedia sederhana saja karena banyak orang yang makan di warung rata-rata mencari masakan rumahan,” jelas Gami.
Setiap hari Sabtu, Minggu, atau hari libur dan hari besar nasional, lanjut Gami, biasanya lebih laris manis dibandingkan hari biasa yang lebih ramai sejak sore hingga tengah malam.
“Orang-orang sudah tahu kalau warung ini buka 24 jam. Jadi kalau ada yang mencari makan di tengah malam, enggak bingung lagi dan langsung ke sini,” ujar Gami yang masih turun langsung melayani pembeli di warungnya.
Soal harga, aneka menu rumahan yang tersedia di sini cukup terjangkau, mulai Rp 12 ribu hingga Rp 20 ribu per porsi, yang biasanya terdiri dari seporsi nasi, sayur, dengan lauk daging atau ayam.
Baca Juga : Punya 3 Bisnis Kuliner Berbeda Hingga Jam Tangan 600 Juta, Ternyata Luna Maya Tak Kalah Kaya dari Syahrini!
4. Ketan Punel Bungkul, Sajian Ketan Aneka Rasa
Jl. Raya Darmo No.110, Surabaya, Jawa TimurBuka: Senin-Sabtu, pukul 15.00-23.00, Minggu pukul 06.00-10.00 WIB
Kedai Ketan Punel tergolong salah satu yang paling direkomendasikan sebagai tempat nongkrong semua kalangan.
Lokasi kedainya terletak di seberang Taman Bungkul, tepat di pinggir Jalan Raya Darmo.
Sesuai namanya, kedai ini tentu saja menyajikan berbagai varian menu ketan.
Di antaranya ketan pelangi, ketan pedas, ketan tabur serbuk kedelai, ketan keju, hingga ketan duren.
Kenapa dinamai punel karena tekstur ketannya memang benar-benar punel atau pulen.
Baca Juga : Resep Es Lengkeng Jeruk Jahe Soda Enak untuk Atasi Terik yang Menyerang
Rini Kusuma, sang pemilik kedai, menjelaskan, agar ketannya menghasilkan tekstur lembut yang pulen, ditentukan dari mulai memilih bahan ketannya yang harus berkualitas baik.
Selain itu, saat disajikan, ketan yang disajikan harus dalam keadaan hangat.
“Ketan yang sudah dingin akan berubah menjadi keras dan mengering,” imbuh Rini yang menyajikan ketannya masih dengan cara tradisional, yakni menggunakan alas daun pisang.
Untuk melengkapi ketan punel aneka topingnya, Rini juga menyediakan ragam minuman tradisional, seperti susu jahe, bandrek, teh hangat, kopi, dan masih banyak lagi.
Harga per porsi ketan dan minumannya mulai Rp 5 ribu hingga Rp 15 ribu.
Pada hari Minggu, kedai ini buka sejak pagi mulai pukul 06.00 hingga 10.00 WIB, disesuaikan dengan waktu car free day.
Di hari lainnya, kedai buka di sore hari, mulai pukul 15.00 hingga 23.00. (Nanda)
Baca Juga : Resep Risoles Ayam Rebung Enak Ini Pasti Rasanya Sulit Ditolak