Cina adalah produsen teh terbesar di dunia, dengan 8 juta petani teh. Sayangnya, mereka juga pengguna pestisida terbesar di dunia.
Produsen biasanya tidak mencuci daun teh sebelum dikemas atau dikemas, jadi jika tanaman disiram dengan pestisida, mereka akan meresap langsung ke dalam cangkir Anda.
Teh selain tercemar pestisida, teh juga dapat mengandung pewarna buatan, perasa, dan bahan yang dimodifikasi secara genetik (GMO).
Artikel berlanjut setelah video berikut ini
Dalam satu penyelidikan, para peneliti menemukan semua sampel teh dari Cina dinyatakan positif mengandung setidaknya tiga jenis pestisida, dengan sepertiga mengandung hingga 29 jenis pestisida yang berbeda (banyak di antaranya ilegal).
Tanaman teh secara alami mengakumulasi fluorida dan logam berat lainnya termasuk timah, aluminium, dan arsenik.
Dikarenakan teh tumbuh di tanah asam, penyerapan logam-logam ini bahkan lebih tinggi sehingga dapat menumpuk.
Toksisitas fluoride dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti nyeri sendi, kelemahan otot, osteoporosis, gigi rapuh, masalah ginjal, dan bahkan kanker.
Teh yang terpapar aluminium juga dapat dikaitkan dengan penyakit Alzheimer.
Di lain sisi, kantong teh juga memberikan masalah kesehatan, karena sebagian besar kantong teh kertas diobati dengan epichlorohydrin, sejenis karsinogen.