Bantu sang Ibu bekerja
Merry lantas mengungkap bahwa ibunya sampai harus bekerja sebagai petani di sawah milik orang lain.
Sedangkan ayahnya yang kini tinggal tak jauh dari rumahnya diakui Merry sama sekali tidak memberikannya uang.
Meski begitu, Merry mengaku tidak dendam kepada ayahnya.
"Setelah saya lahir, bapakku enggak pernah kasih nafkah sama sekali. Ngasih uang saya dulu sekolah ku sama sekali enggak pernah. Saya enggak dendam sama bapak," kata Merry.
Tak cuma menjadi petani, Merry juga menceritakan bahwa ibunya dulu juga berjualan di pasar.
Menjadi saksi hidup perjuangan sang ibu, Merry mengaku dirinya sempat menemani ibunya berjualan garam di pasar.
Dikisahkan Merry, dirinya saat itu harus menempuh perjalanan yang cukup jauh sambil membawa obor di pagi buta guna menuju ke pasar.
Sedangkan sang ibu dan tetangga lainnya memapah garam untuk dijual.
"Pernah dulu tuh ibu mau dagang sama tetangganya, dagang di panggul. Saya tuh jalan ke pasar jam 01.30 pagi bawa obor. Ibuku dagang garam di pasar itu," kenang Merry.
Kenangan Merry perihal pekerjaan sang ibu itu pun perlahan semakin membuatnya sedih.
Sebab Merry teringat dengan ucapan sang ibu yang mengungkap alasan kenapa mengajaknya untuk berjualan garam di pasar.