Jenius! Tiga Mahasiswa UGM Ini Berhasil Ciptakan Obat Patah Tulang Dari Limbah Ceker Ayam

By Farah Karsetia, Sabtu, 20 Juli 2019 | 15:15 WIB
Ilustrasi patah tulang dan ceker (Sajian Sedap dan Grid Health)

SajianSedap.id - Siapa sangka ceker ayam ternyata bisa jadi obat patah tulang,lo.

Obat ini diciptakan oleh tiga mahasiswa dari UGM. 

Cemerlang sekali, ya, idenya!

Baca Juga: Hati-Hati, Wanita Ini Temukan Sesuatu yang Hitam dan Kental Setelah Membeli Minuman Kemasan

Anda penyuka ceker ayam?

Sekarang, ceker ayam (kaki ayam) tak hanya bisa di makan,lo.

Namun, limbah ceker ayam bisa dijadikan obat patah tulang.

Hal ini berasal dari ide cemerlang tiga mahasiswa Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Limbah Ceker Ayam Jadi Obat Patah Tulang

Dilansir dari GridHEALTH.id, limbah ceker ayam tersebut bisa diubah menjadi gel obat patah tulang dengan nama Betagraft.

Tiga mahasiswa yang berhasil mengolah ceker ayam tersebut yaitu Yudith Violetta P (Fakultas Kedokteran Hewan), Vigha Ilmanafi A (Fakultas Farmasi) dan Josi Aldo Pramono (Teknik Mesin). 

Mahasiswa UGM

Akhirnya, ceker ayam menghasilkan biomaterial bone graft dalam bentuk gel nano-BCP-kolagen.

"Kami mengolah sampah biologis yang ketersediaanya sangat melimpah di Indonesia yaitu ceker ayam," papar Yudit seperti dikutip dari suara.com.

Baca Juga: Makmur Setelah Dinikahi Perwira Polisi, Uut Permatasari Jadi Nyonya Besar di Rumah Mewah dengan Dapur Cantik

Mereka mengolah ceker ayam yang banyak ditemukan di rumah potong ayam,lo.

Kemudian, limbah ceker itu diformulasikan dalam bentuk gel yang mudah diaplikasikan.

Sebelumnya, obat ini telah melewati pengujian efektivitas obat yang dilakukan pada hewan tikus wistar usia 2 bulan.

Artikel ini akan berlanjut setelah video berikut ini

Hasil pengujian menyebut Betagraft dalam bentuk gel ini lebih efektif dibandingkan dengan implan konvensional.

Hal ini karena kelebihannya yang bisa fleksibel dan dapat menjangkau pada seluruh fragmen patahan tulang.

Selain itu, formulasinya mengandung material BCP yang berupa nanokristalin.

Formula ini memiliki ukuran yang mirip dengan jaringan tulang normal.

Ilustrasi patah tulang
"Fakta ini memungkinkan produk ini lebih cepat diabsorbsi dibandingkan biomaterial konvensional karena bila ditinjau dari luas kalus dan histopatologi sebagai parameter kesembuhan, betagraft mampu mempercepat kesembuhan fraktur dibandingkan bone graft konvensional," tandasnya.

Baca Juga: Review Kopi Goh Leng, Nikmatnya Kopi Khas Padang yang Disajikan Dalam Gelas Wine

Inovasi ceker tersebut berawal dari jumlah kasus patah tulang di Indonesia yang jumlahnya meningkat setiap tahun.

Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit Indonesia pada 2010, insidensi fraktur mencapai lebih dari 43 ribu kasus.

Padahal patah tulang atau fraktur tak hanya menyebabkan kerusakan pada jaringan tulang.

Jaringan lunak di sekitarnya juga bisa rusak sehingga penyembuhannya memerlukan waktu yang lama.

Dalam kasus fraktur tulang sempurna, patahan tulang pun sudah tidak dapat disatukan kembali.

Baca Juga: Jadi Suami dari Anak Jendral, Begini Mewahnya Rumah Irfan Hakim dengan Dapur yang Bikin Betah Masak Seharian Penuh

Akibatnya implan sebagai immobilisator seperti yang tersedia secara umum di pasaran tidak lagi efektif untuk digunakan.

"Material bone graft lebih efektif sebagai pengganti jaringan tulang rusak secara keseluruhan serta menstimulasi pembentukan jaringan baru," tutup Yudith.

Mau mencoba obat patah tulangnya, Sase Lovers?

#GridNetworkJuara