Nunung yang saat itu masih kelas 3 SD dapat tugas utama untuk mengantre beras murah di agen minyak dan beras.
“Aku selalu ingin dapat urutan paling depan. Setiap subuh sebelum fajar merekah, aku berlari melintasi dua kuburan agar cepat sampai pasar,” cerita Nunung.
Setelah mendapat beras, Nunung langsung bergegas berlari untuk pulang ke rumah.
Saat itu, sang nenek langsung segera memasak dan membagi nasi itu untuk seluruh keluarganya.
“Dibanding semua saudaraku, aku dapat keistimewaan. Aku dapat seporsi nasi putih, sedangkan yang lain bercampur nasi beras merah,” kisah Nunung.
Rupanya itu imbalan yang didapat Nunung dari sang nenek. "Karena kamu yang antre, begitu kata Nenek.”
Pekerjaan mengantre beras ini terus dilakukan oleh Nunung sampai dirinya tamat SD.