SajianSedap.com – Nunung ceritakan dirinya sejak kecil sudah hidup miskin.
Bahkan dirinya rela melakukan pekerjaan apapun.
Mulai dari menjadi kurir demi bisa beri makan keluarga.
Nasib buruk kini sedang menimpa Nunung.
Nunung diketahui ditangkap bersama dengan suami keempatnya karena ketahuan mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Komedian Nunung diciduk Ditres Narkoba Polda Metro Jaya di kediamannya di kawasan Tebet Jakarta Selatan, bersama suaminya pada Jumat (19/7/2019) malam.
Tak menyangka akan bernasib seperti ini, Nunung pun hanya sanggup meneteskan air mata.
Padahal jalan hidup Nunung yang dikenal rajin itu penuh dengan perjuangan.
Sudah Hidup Miskin Sejak Kecil
Dilansir dari Nova.grid.id, Nunung pernah menceritakan kisah waktu kecilnya dulu saat keluarganya tinggal di rumah neneknya.
Nunung mengaku, dulu hidup keluarganya sangatlah miskin.
Baca Juga: Tertangkap Akibat Konsumsi Sabu, Nunung Minta Anak Bawakan Makanan Ini Saat Jenguk Di Penjara
Saking miskinnya, keluarganya sampai harus ditampung di rumah nenek.
"Karena hidup serba kekurangan, keluarga kami ditampung di rumah nenek dari garis ibu di Kampung Gremet, Solo," cerita Nunung.
Tak hanya itu, untuk urusan makan pun, Nunung besera kakak-adiknya menjadi tanggungan dari kakek-neneknya yang dikenal sebagai pengrawit atau penambuh gamelan.
Saat kecil, Nunung begitu dikenal sangat rajin.
Salah satu tugas yang disukainya adalah belanja ke pasar hingga disuruh mengisi bak mandi.
"Semasa kecil, kendati ada kakak dan adik-adikku, aku justru lebih banyak jadi "kurir" bagi keluarga," ungkap Nunung.
Nunung mengungkapkan, kakek-neneknya itu berjanji akan memberikan suatu hadiah.
Namun, Nunung merasa itu semua kebanyakan hanyalah janji kosong.
Tapi bagi anak ketiga dari tujuh bersaudara ini mengaku tidak pernah menagih janjinya itu.
“Aku sudah senang setiap kali aku disuruh, mereka mengiringi dengan irama gamelan lewat mulutnya. Sudah, ayo sana, jalan! Nduk. Nang ning nong ningnang ning gung...” kata Nunung menirukan ucapan keluarganya.
Nunung pun menceritakan lagi, di antara keluarganya itu, sang nenek lah yang paling rajin menyuruhnya untuk bekerja.
“Aku tak mau membantah apa pun perintahnya. Semua itu kulakukan sebagai ucapan terima kasihku, karena kami sekeluarga telah diberi makan dan tumpangan setiap hari,” kilah Nunung.
Rela Bekerja Pagi Demi Bisa Makan
Nunung menceritakan lebih lanjut soal masa kecilnya.
Tak disangka, Nunung harus rela setiap pagi sudah mulai bekerja keras.
Nunung yang saat itu masih kelas 3 SD dapat tugas utama untuk mengantre beras murah di agen minyak dan beras.
“Aku selalu ingin dapat urutan paling depan. Setiap subuh sebelum fajar merekah, aku berlari melintasi dua kuburan agar cepat sampai pasar,” cerita Nunung.
Setelah mendapat beras, Nunung langsung bergegas berlari untuk pulang ke rumah.
Saat itu, sang nenek langsung segera memasak dan membagi nasi itu untuk seluruh keluarganya.
“Dibanding semua saudaraku, aku dapat keistimewaan. Aku dapat seporsi nasi putih, sedangkan yang lain bercampur nasi beras merah,” kisah Nunung.
Rupanya itu imbalan yang didapat Nunung dari sang nenek. "Karena kamu yang antre, begitu kata Nenek.”
Pekerjaan mengantre beras ini terus dilakukan oleh Nunung sampai dirinya tamat SD.