Lokasi Strategis
Harris Vertu kayaknya memang mengincar konsumen berdompet tebal, that’s why hotel ini diletakan di kawasan elit. Namun, sobat-sobat miss queen atau kaum menengah seperti saya (tosss!) bisa rajin menabung dan tidak sombong.
Dan kalau sudah di sini, ATM tipis pun nggak bikin merta mati gaya di sini, bro and sis. Bangunan kaya estetik banyak berdiri di sekitaran Harmoni, dengan jarak tempuh tidak sampai 30 menit dari hotel. Harga tiket masuknya murah, bahkan banyak yang gratis... tis.
Untuk pecinta museum, ada Monas dan museum gajah. Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral saling berseberangan untuk wisata religi. Jauhan dikit bisa berbelanja grosir bisa lebih hemat di Pasar Tanah Abang, yang merupakan pusat niaga terbesar di Asia Tenggara.
Baca Juga: Resep Cwi Mi Enak, Menu Sarapan Berkuah yang Bikin Badan Hangat
Kalau sedikit beruntung datang ke sana pas bonus cair, boleh deh coba ala-ala belanja tempat wisata di seluruh dunia. Soalnya menikmati aktivitas sekitaran hotel lebih leluasa dengan banyak uang (Sebenernya belanja di mana aja pasti lebih leluasa kalau begitu). Di sini Anda bisa berbelanja lebih nyaman di Plaza Indonesia dan Pacific Place. Cafe dan tempat hiburan juga banyak dan dekat.
Desain Mewah Kayak di Film
Dari luar, gedungnya terlihat seperti city hotel: bangunan pencakar langit modern. Lantai 1 sampai 5 merupakan mal mini, lengkap dengan café dan butik.
Menginjakkan kaki di lobby, saya disambut dengan nuansa keemasan. Saya nggak pandai memvisualisasikan suasana dalam kata-kata. Sebab, kalau jago, saya pasti sudah jadi novelis dan diundang stand up comedy ke sana-sini.
Intinya, jika Anda pernah menonton film The Great Gatsby (2013), nuansa lobby mirip dengan interior rumah si konglomerat fiksional dalam film itu.
Walaupun serba emas, dinding kaca dan lantai marmer putih menambah kesan kalem, sehingga tamu yang pertama kali ke sini (seperti saya) tidak merasa terintimidasi. Lagipula, pede aja sih juga gapapa sebenarnya.
Baca Juga: Resep Bajigur Enak, Minuman Tradisional Hangat yang Wajib Dicoba
Lebih dalam, nuansa kalem lebih kental dibandingkan lobby. Misalnya, lorong-lorong kamar dengan penerangan cukup dan warna-warna lembut seperti broken white (whatever that means!) dan abu-abu menambah kesan sejuk.
Dalam perjalanan kesini mandi keringat, hawa panas langsung luluh walau baru di lobby. Bukan AC doang yang mendinginkan badan saya, namun juga desain interior yang membuat mata adeeeem.