“Kalau dulu pas kecil terus terang saya benci banget jadi anaknya bapak ibu. Karena orang tidak appreciate usaha saya sendiri. Jadi kalau misalnya saya punya prestasi, ‘ya iyalah dia anaknya siapa? Enggak berani lah ngasih nilai jelek, bisa diusir keluar Jogja’ modelnya yang kayak gitu. Tapi ketika saya gagal ‘ngisin-ngisini, malu-maluin banget sih masa kayak gitu aja enggak bisa’ kayak gitu lo. That’s unfair (itu tidak adil),” ujarnya.
Belum lagi sikap orang yang akan berubah ketika tahu Ia adalah anak raja.
Pengalaman buruk itu dikatakannya juga terjadi pada keempat saudaranya yang lain.
“Tapi lama-lama udah gede ya, ya biar bagaimanapun ya anaknya bapak ibu ya mau lari ke mana. Jadi sekarang saya mikirnya orang itu mikirnya ‘oke, dia memang anaknya raja tapi memang dia punya skill’ udah pasrah deh sekarang, karena toh orang akan nyinyir anyway,” lanjutnya.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini
Saat kuliah, Ia mengambil jurusan di bidang teknologi karena sejak kecil sudah menyukai hal-hal yang berbau teknologi dan komputer.
Kemudian GKR Hayu melanjutkan kuliah di Amerika Serikat jurusan Computer Science di Steven Institute of Technology.
Karena merasa bakat dan minatnya ada di bidang IT yang lain, Hayu lalu berpindah haluan mengambil jurusan di bidang Design and IT Project Management di Inggris.