Meski telah berusia senja, namun Mbah Sadinah masih harus menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja mencari sisa-sisa padi atau kacang di sawah warga yang usai panen.
Terkadang, dia juga mencari reruntuhan buah kapuk atau membuat keripik gadung untuk sekedar makan.
“Kerjanya hanya ngasak (mencari sisa) gabah sama kacang. Kadang seminggu baru bisa menjual hasilnya,” imbuhnya.
Meski hidup sebatang kara dan miskin, Mbah Sadinah tidak pernah mendapat bantuan beras miskin maupun BPJS.
Ia pun mengaku bersyukur masih diberi kesehatan untuk bekerja mencari sesuap nasi.
“Kalau beras saya tidak pernah dapat bantuan, yang muda-muda itu yang dapat. Alhamdulillah selama ini sehat, masih bisa bekerja,” ucapnya.
Meski tak mendapat bantuan beras miskin dan BPJS, Mbah Sadinah mengaku berterima kasih karena rumah 3 X 6 meter yang ditinggalinya saat ini direhab oleh pemerintah desa.
Dulunya rumah yang ditinggalinya beratap pendek sehingga panas jika siang hari.
“Terima kasih rumah saya sudah dibagusin setahun lalu. Dulunya pendek sekarang agak lega,” katanya.