Taga juga mengatakan murid tersebut juga sempat kedapatan makan kuaci di dalam kelas.
Saat itu, menurut Taga, murid tersebut ditegur oleh guru Sejarah.
"Setelah itu ada kejadian dia makan kuaci dalam kelas, ditegur guru sejarah itu. Nah itulah rangkaian cerita itulah yang disampaikan ke saya yang seakan-akan, barangkali maaf, dikonfirmasi lagi ke ortu bahwa seakan-akan gurunya nggak suka sama anaknya," ucap Taga.
Hal tersebutlah yang menjadi pertimbangan sekolah tidak menaikkelaskan BB.
Namun, Taga mengaku belum mengetahui keterangan versi orangtua siswa.
"Nah rangkaian cerita itulah yang disampaikan ke saya. Barangkali, maaf, dikonfirmasi lagi ke orangtua," ucap dia.
Lebih lanjut, Taga menyayangkan persoalan ini menjadi panjang dan bergulir ke meja hijau. Dia berharap persoalan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan.