Keren! Karya Anak Bangsa, Perkenalkan Budaya Makan Angkringan Yogyakarta Sampai ke Negeri Matahari Terbit
Sajiansedap.com - Hidup didua negara bukan alasan untuk kita kehilangan jati diri bangsa.
Entah untuk mengadu nasib maupun untung mengenyam bangku pendidikan.
Suatu keharusan untuk kaum muda terus melakukan pengembangan kreatifitas serta inovasi-inovasi baru demi kemajuan bangsa di mata dunia.
Salah satunya dalam kebudayaan, seperti proyek yang sedang digarap Jun Kitazawa di Jepang.
Baca Juga: [KITCHENESIA.COM] At Kopi Goh Leng Cafe, Traditional Coffee Makes A Comeback and Gets Fancy
Memperkenalkan budaya makan angkringan Yogyakarta ke tempat kelahirannya, Jepang.
Proyek ini dinamakan “NOWHERE OASIS” yang diprakarsai oleh Jun Kitazawa, seniman yang lahir di Tokyo dan kini tinggal di Yogyakarta.
Berangkat dari kegelisahannya akan hidup di dua negara dan masyarakat yang berbeda, serta kerap hilir-mudik tanpa memiliki sebuah “destinasi”, Kitazawa menuangkan pengalamannya ke dalam interpretasi akan angkringan.
Terlihat beberapa gerobak angkringan yang dibuat di Yogyakarta muncul di jalanan Ikebukuro, Tokyo.
Lokasi utamanya berada di depan plaza Teater Tokyo Metropolitan, tetapi gerobak-gerobak ini juga berpindah ke beberapa lokasi di sekitar Stasiun Ikebukuro.
Bekerja sama dengan komunitas orang Indonesia yang tinggal di Jepang, angkringan ini akan mengundang berbagai macam respons dari orang-orang yang mengunjungi dan melewati Ikebukuro.
Kehangatan bercengkrama bersama kerabat dibalik terpal merupakan suasana yang ingin di gambarkan dan diperkenalkan oleh Jun Kitazawa dalam proyeknya kali ini.
"Kala hari mulai petang, gerobak makanan yang disebut “Angkringan” mulai bermunculan di jalanan Yogyakarta.
Pengunjungnya duduk berdampingan sembari bercengkerama di ruang yang nyaman dan bersahabat ini.
Di sini, waktu berjalan begitu pelan.
Selembar terpal menyelimuti gerobak angkringan, membuat yang di dalam tak terlihat dari luar.
Oleh karena itu, angkringan bisa diakses oleh siapa saja, tetapi tidak terlalu terbuka.
Angkringan mempertahankan karakter kota Yogyakarta melalui kedua sisinya: antara terlihat dan tak kasatmata; umum sekaligus tertutup." tulisnya dalam postingan di Instagram miliknya.
Baca Juga: Kumpulan 5 Resep Bakmi Enak yang Bikin Ogah Beranjak dari Meja Makan
Tak hanya nuansa kehangatan yang diperkenalkannya, namun mereka juga memperkanalkan Nasi Kucing kepada penduduk Jepang.
Nasi Kucing sendiri merupakan panganan olahan khas Yogyakarta.
Nasi kucing memiliki porsi kecil yang ditambah dengan berbagai macam lauk.
Jenis lauk yang disediakan biasanya ikan dan tempe.
Biasa disajikan dengan daun pisang dan bisa langsung disantap.
Nasi kucing biasanya dijual dengan harga murah.
Harga yang idbandrol untuk makanan dan minuman yang dijual dalam angkringan, biasanya mulai dari Rp 1000.
Yang tak boleh ketinggalan pula dari angkringan Yogyakarta adalah satenya.
Berbagai macam jenis sate-satean selalu dijajakan di tiap angkringan.
Mulai dari sate telur puyuh, hati, ampela, usus, kulit, bahkan udang dan lain sebagainya.
Di Jepang, mereka juga menjual berbagai macam minuman yang biasa kita konsumsi di Indonesia seperti energen, teh botoh dan lain sebagainya.
Sambutan baik pun mereka dapatkan dari komentar positif yang di tuliskan warganet dalam postingan.
@ryan.iskandarmuda "Wah...go internasional... salut."
@vicky_ichigo "Sego kucing go internasional."
@sraincprtw "Jepang rasa jogja."
Wow, keren sekali kan?
Melihat hal ini, seharusnya membuat kaum muda di Indonesia menjadi lebih semangat untuk terus berinovasi dalam bidang budaya maupun bisnis.
Dengan menjalin kerja sama yang baik dengan Pemerintah, pasti Indonesia akan manjadi negara yang lebih maju dan cemerlang dimata dunia karena memiliki pemuda-pemudi yang kreatif serta inovatif.
Proyek Angkringan Jun Kitazawa ini juga di dukung oleh Java Restaurant Monggo Moro, Art Merdeka, Angkringan 45 Bayat, Biennale Yogyakarta, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia Tokyo JAPAN.