Jika virus tidak dapat dikendalikan, situasi serupa dapat terjadi di bagian lain dunia.
Saat ini, China memprioritaskan pengelolaan virus ini.
Pemerintah mengalokasikan sekitar 12,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 175,17 triliun untuk pemeriksaan medis dan peralatannya.
Di tempat lain, bank-bank terkemuka menurunkan suku bunga untuk bisnis-bisnis kecil dan individu-individu di wilayah-wilayah yang paling terdampak virus seperti di Provinsi Hubei.
Virus corona juga diproyeksikan menjadi epidemi yang paling banyak menelan biaya jika dibandingkan dengan wabah penyakit lain, termasuk ebola, flu babi, atau lainnya dalam dua puluh tahun terakhir.
Proyeksi ini terlepas dari fakta bahwa penyakit-penyakit sebelumnya seperti flu babi dan ebola yang memiliki total kasus kematian lebih tinggi.
Berdasarkan catatan, virus ebola merupakan virus kedua yang paling banyak menelan biaya.
Virus yang menjangkit sebagian besar Afrika ini mengakibatkan kerugian total sebesar 53 miliar dollar AS atau sekitar Rp 724,23 triliun.
Sepanjang tahun 2000 hingga 2020, tercatat 11.323 kematian dan 28.646 infeksi yang disebabkan oleh ebola.
Baca Juga: Bukan Dijilat Setan, Mendadak Memar Ternyata Bisa Jadi Tanda Penyakit Berbahaya! Anda Harus Waspada!